Ada yang berkata kepada saya, “Mas Jamil ini serakah dan kurang bersyukur. Order training dari perusahaan ternama tiap hari ada tapi masih mengadakan public seminar.” Sesungguhnya, banyak yang salah memahami makna bersyukur. Karena kesalahan pemahaman ini, akhirnya orang itu tidak berkembang. Dampak selanjutnya karir atau bisnisnya stagnan.
Menerima dan senang atas kenikmatan yang kita peroleh itu baru sebagian kecil dari makna bersyukur. Apabila target tercapai, order banyak, karir melejit kemudian Anda bahagia dan memuji Sang Pencipta memang itu bersyukur. Tetapi pemahaman itu belum utuh. Berhenti pada pemahaman ini membuat Anda cepat puas bahkan dalam jangka panjang bisa membuat Anda malas.
Bersyukur juga mengandung makna intensifikasi dan ekstensifikasi potensi diri. Setiap manusia yang terlahir ke dunia pasti diberi modal terbesar oleh Allah SWT berupa potensi diri. Tugas manusia adalah menemukan dan kemudian melakukan intensifikasi serta ekstensifikasi potensi diri.
Intensifikasi itu mendayagunakan dan mengoptimalkan potensi yang ada. Potensi yang sudah Anda temukan tadi terus diasah tiada henti. Salah satu bukti bahwa Anda sudah melakukan intensifikasi potensi diri adalah Anda sudah menjadi seorang ahli di bidang yang Anda tekuni.
Dari keahlian Anda yang sudah terasah maka akan terlahir karya-karya besar yang memberi banyak manfaat. Oleh karena itulah, apabila Anda belum menghasilkan karya di atas rata-rata kebanyakan orang jangan mengaku bahwa Anda sudah bersyukur.
Sementara ekstensifikasi diri bermakna terus menemukan potensi diri yang mendukung keahlian yang ditekuni. Seorang peneliti, misalnya, tidak boleh puas dengan hasil penelitiannya saja. Dia perlu mengembangkan kemampuan memasarkan hasil penelitiannya sehinga penemuannya diketahui sekaligus memberi manfaat kepada banyak orang.
Intensifikasi dan ekstensifikasi menghasilkan manusia pembelajar dan haus akan prestasi-prestasi besar. Menerima (acceptance) dan senang atas berbagai nikmat yang Anda peroleh hanyalah kunci pembuka rasa syukur. Anda harus masuk kedalam ruangan syukur yang lebih luas dengan cara melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi potensi diri.
Cobalah renungkan sejenak, sudahkah Anda menjadi manusia yang bersyukur? Bila Anda menjawab sudah, apakah karya atau prestasi Anda yang diakui banyak orang? Bersyukur itu perlu bukti, bukan hanya pengakuan diri dan perasaan dalam hati.
Anda mau berlatih bersyukur? Sebarlah tulisan ini apabila Anda merasakan manfaat dari tulisan ini. Hehehehe… kalau ini namanya “maksa dot com”.
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
27 comments On Benarkah Kita Sudah Bersyukur?
Subhanalloh, terima kasih atas inspirasi pagi yang mencerahkan ini…
setuju banget kek, bersyukur itu adalaha ketika kita selalu berusaha untuk mendayagunakan potensi yg sdh Allah kasih ke kita semaksimal mungkin..
Dan tolong doanya kek, insyaallah sebelum akhir 2013 saya ingin membuktikan syukur itu dalam bntuk sebuah buku, krn alhamdulillah senin kmrn saya barusan selesai mnylesaikan draft buku saya, skr tinggal action buat apply ke penerbit 😀
sepertinya kek jamil sudah terkena virus “Vickinisasi” nihhhh…. hehehe #SALAM KONSPIRASI SUKSES MULIA 😀
Jangan mengkudeta hatiku dong, hehehe
Tidak hanya copy paste ke personal website saya. Tapi akan saya ceritakan ke rekan-rekan kantor, komunitas, dan sahabat saya agar lebih memahami arti bersyukur.
Wassalam,
@wickrady
Terima kasih banyak ya, salam SuksesMulia
Subhanallah…. memaknai rasa bersyukur secara lebih “SPESIFIKASI” bukan hanya di lidah dan di hati yuks Kita
APLIKASI….. SyukrON kek 😀
Salah satunya lewat buku ya beh 🙂 *tarik jari kembali ke laptop*
Kapan bukunya selesai? Ayo ditarget
nuhun kek
hahaha… akan dilakukan dengan senang hati kok kek..alhamdulillah tulisan Pak Jamil selalu menyegarkan dan menghadirkan senyum… disaat hati galau karena hasil karya kita tidak diakui kalo toh diakui diklam sebagai karyanya dan kalo diapresiasi oleh pihak luar, rewardnya malah tidak diberikan kita…hehehe… tetap keep smile… n bersyukur ajalah… juga bersabar karena yakin bakal kalo gak dipanen disini ya ntar dipanen di akherat sono. Gusti Allah ora sare… 🙂
Rezeki gak bakal tertukar, percayalah
Jleb.. kalo “belum maksimal mengeksploitasi kemampuan diri untuk kemaslahatan orang banyak berarti belum sepenuhnya bersyukur” Noted Kek
terima kasih kek pencerahan pagi ini. siap utk disebar tulisan ini
Bersyukur punya guru yang selalu bantu untuk mengingatkan…bersyukur setiap saat hingga akhir kehidupan…
Setiap orang adalah guru dan sekaligus murid
Super Mas Jamil. Terima kasih atas pencerahannya…salam
Saya sangat bersyukur kenal website om Jamil ini. Mksih Om tuk artikel” TOP nya
terimakasih atas ilmunya semoga bermamfaat
Terimalasih Pak u/ Bacaan Bermanfaat ini. Semoga Bpk Selalu di Beri Kesehatan dan Kemudahan dalam setiap Kegiatan. Salam Kenal.
mantap!!!
Jadi mengeksplorasi kemampuan diri itu adalah bentuk syukur yang berkelanjutan. Semoga saya tidak gagal paham 🙂
Mas, ada temen yg pengen banget jadi pemulung karna itu yg iya biissa
Semangat berbuat kebaikan Pak Jamil… Kita memang perlu mengambangkan dan menyebarkan manfaat akan potensi diri kita.
Syukron,
hehehe.. mantab mas, memang bersukur perlu bukti & saya akan buktikan 🙂 dengan terus memberikan manfaat bagi sesama sesuai kemampuan.. oia sy penggemar mas jamil & buku2 mas sy jg beli 🙂 thnx atas inspirasinya,.
luv it….grandpa emang cetaaar….
Superrr sekali…^-^