Pekan lalu adalah pekan belajar bagi saya. Baik belajar dari membaca buku, mendengar dari ahli dan belajar dari peristiwa kehidupan. Dari peristiwa kehidupan, saya belajar sabar. Ada dua kejadian yang membuat saya harus bersabar. Pertama, website tempat saya mencurahkan ide dan gagasan setiap hari yakni JamilAzzaini.com tiba-tiba down tanpa tahu apa penyebabnya.
Selama empat hari saya tidak menulis untuk website itu, punya kebiasaan menulis kemudian tidak menulis itu benar-benar tidak nyaman. Mention di twiter datang bertubi-tubi menanyakan, “Mengapa websitenya tak bisa dibuka?” Setelah tim saya berjuang keras siang dan malam, alhamdulillah sekarang saya sudah bisa menulis kembali di website ini.
Tapi ada hikmah besar yang saya peroleh. Apa itu? Saya kemudian fokus memperhatikan website komunitas TrainerLaris.com. Selama empat hari, energi saya di dunia maya, saya salurkan total di website ini. Website ini saya dedikasikan sebagai tempat para member yang bergabung di dalamnya tumbuh bersama. Dan kini saya berjanji untuk menulis juga setiap hari di website ini. Bagi Anda yang belum bergabung segeralah bergabung di website komunitas ini. Anda bisa mengirim tulisan, foto, video, promosi dan lain sebagainya.
Kedua, belajar dari kejadian Edu Fair di Depok. Dalam acara ini saya diundang sebagai salah satu nara sumber untuk menyampaikan materi yang belum pernah saya sampaikan. Maka, sejak dini hari [pukul 02.00 pagi] saya sudah bangun menyiapkan materi untuk acara ini hingga pukul 11.30. Semua bahan dan slide sudah saya siapkan dengan sangat baik.
Namun apa daya, saat tiba di lokasi acara, LCD projector dan layar lebar tidak ada. Ternyata acaranya di Mall, tempat terbuka, banyak orang lalu lalang. Dan yang lebih dahsyat lagi, pesertanya dari anak TK yang usai ikut lomba menggambar hingga para pensiunan. Padahal, pemberitahuan panitia ke tim kami pesertanya adalah HRD manager dari berbagai perusahaan. Walau hanya tampil sekitar 40 menit energi yang saya keluarkan melebihi seperti memberikan training satu hari.
Dari kejadian ini saya sadar bahwa saya belumlah menjadi trainer hebat. Saya belum bisa tampil luar biasa di ruang yang sangat terbuka, saya juga belum mampu “menyihir” peserta yang sangat beragam. Sembilan jam saya menyiapkan bahan dan slide memang akhirnya tak optimal digunakan, tetapi saya mendapat ilmu baru yang sangat berharga.
Dan yang lebih penting lagi, saya sadar bahwa sebaik-baik rencana manusia, Allah SWT lah pemutusnya. Selain itu, kejadian itu juga menyadarakan saya bahwa saya masih amatlah bodoh, lemah, dan harus belajar, belajar dan terus belajar. [Bersambung. Baca tulisan bagian ke-2]
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
15 comments On Belajar dan Terus Belajar
alhamdulillah…
belajar terus dan terus belajar dimana kapanpun…Salam Belajar Kek
Kita adalah manusia pembelajar 🙂
terima kasih mbah, saya .selalu di ingatkan, untuk selalu belajar..
Menjadi Bertumbuh… berkembang terus dalam kebaikan Pak Jamil…
Semangat SuksesMulia!
😀
Subhaanallah. Siap terus belajar pada ahlinya 🙂
Alhamdulillah, bisa ikut “belajar”..
Karena “belajar” bisa me”manusia”kan manusia. 🙂
Sukses ,berjalan terus, hidup itu dinamis.
Klu kita ihklas pasti kita ga kecewa kek. Tp klu kita tdk ihklas pasti ujung2 nya kecewa. Ker on
Yes….
Belajar setiap hari.. bikin awet muda. Krn org yg tidak mau belajar biasanya udah tua hihi
Belajar memang dibutuhkan kapanpun dan dimanapun. Bahkan orang bijak biasa berkata, “Belajarlah Anda meski dari ranting dan dedaunan yang berguguran sekalipun.” Trims, tulisannya kek, sungguh menginspirasi bagi kita untuk terus berbenah diri, sekaligus juga berserah diri, agar tidak stress.
Terima kasih kata2 mutiaranya mas
#TeruslahMenjadiPembelajar
Ya ampun pak… biasanya kl sdh tiba diktr sy suka baca web ini dulu.. kirain jaringan internet ku yg error… sukses terus Pak
Hehehe, ternyata kalau ngasih trainer beda dengan presepsi awal sangat melelahkan ya pak.
Tapi gimana endingnya pak? apakah semuanya paham? 😀
Salam sukses selalu