Dunia ekonomi dan bisnis memang benar-benar sedang shock. Di sektor pemerintah, ada defisit anggaran belanja pemerintan kurang lebih 300 trilyun rupiah hingga belum efektifnya kerja kabinet. Sementara di berbagai rapat kerja tengah tahun yang saya hadiri, banyak perusahaan melakukan penyesuaian rencana kerja dan anggaran di semester kedua tahun 2016 ini. Bukan hanya penyesuaian bahkan ada yang melakukan perombakkan total.
Ada beberapa perusahaan yang berencana bahkan sudah hengkang dari Indonesia. Nama-nama beken seperti Ford, Tosiba, Total, Chevron juga terkena imbasnya bahkan sudah merumahkan ribuan karyawannya. Perubahan begitu cepat, tidak semua bisnis siap menghadapinya. Dan tentu yang lebih mengkhawatirkan apabila yang tidak siap menghadapi perubahan adalah para leadernya.
Jabatan leader yang dulu dikejar dan dibanggakan banyak orang, kini justeru menjadi sumber stress dan sumber kegalauan bagi para leader yang tidak siap menghadapi perubahan yang sangat dramatik ini. Ilmu-ilmu management yang pernah diperoleh dibangku kuliah dan pelatihan sudah kedodoran bahkan banyak yang sudah tidak bisa dijadikan “senjata” menghadapi perubahan.
Saat ini, banyak leader yang terengah-engah menghadapi perubahan. Para leader seolah-olah diminta sprint (lari cepat) padahal selama ini hanya terlatih berjalan kaki. Gejolak perubahan yang susah ditebak dan tiada menentu ini membuat para leader “sport jantung” dan boleh jadi susah tidur. Dan tentu bisa berujung sakit jiwa.
Ibarat mangkuk berisi air, apabila mangkuk dipindah (berubah) air di dalamnya pasti bergerak. Setiap perpindahan mangkuk pasti menimbulkan gerakan air sekecil apapun itu. Begitu juga setiap perubahan pasti menimbulkan gejolak, meski perubahan itu kecil. Apalagi saat ini yang perubahannya begitu besar, gejolak dan ketidaknyamanannya pastilah besar dan menggusarkan pikiran serta menggelisahkan hati.
Bersegeralah perbesar mangkuk agar air di dalamnya tidak tumpah. Segera perbesar kapasitas diri (wadah) agar kita tidak ditinggal perubahan. Malu khan bila jabatannya leader tapi stres. Malu khan bila jabatannya leader tapi terlihat tidak pintar menghadapi gejolak. Leader memang bukan manusia super tapi leader seyogyanya piawai mengelola ketidakpastian yang datang tidak mengenal waktu. Semoga kita tidak termasuk leader yang stres.
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Group
Founder Akademi Trainer
Inspirator SuksesMulia
Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook
2 comments On Banyak Leader Stress
nuhun Kek
Sami-sami Kang. Ditunggu bukunya 🙂