Tidak ada pintu yang benar-benar tertutup, yang bisa membuatnya terbuka hanyalah KETUKAN, pertanyaannya butuh berapa kali ketukan? mungkin sekali? sepuluh kali? atau ratusan kali? TEKUNLAH!
Kalimat pemompa semangat dan pembangkit gairah dikala jualan masih jauh dari target, waktu itu tertulis di halaman pertama buku kecil rencana kerja harian saya, benda mati yang telah merekam perjalanan menyusuri jalan-jalan kota, setia menemani setiap waktu di kala terik menyengat dan air hujan menghampiri
Bagi kebanyakan orang awalnya menjalani profesi sebagai seorang sales bukanlah menjadi pilihan pertama dan utama, cuma coba-coba dan lebih banyak karena momentum yang mengantarkan ke profesi ini akibat belum adanya pilihan lain atau sekedar mengisi waktu sambil mencari pilihan pekerjaan lain
Takut dan malu adalah dua alasan dominan kenapa profesi ini lebih banyak dihindari, kegelisahan akan sering melanda bagi yang baru menjalaninya. Takut dan malu ketika setiap hari harus menerima penolakan, takut dan malu karena menganggap pekerjaan ini kurang mentereng dan kelas rendahan
Saat bertemu dengan kawan lama atau ketika ada acara kumpul dengan keluarga, pernyataan spontan penuh makna yang paling sering dilontarkan adalah ohhhhhhh kerjanya jadi sales toh? semakin sempurna karena intonasinya dibuat sedemikian rupa plus bahasa tubuh penuh kewaspadaan (karena takut di prospek kali yah.. hehehehe)
Dan semua hal di atas adalah sesuatu yang wajar dan sangat normal, layaknya masa orientasi ketika masuk ke perguruan tinggi, fase ini harus dijalani. Kesimpulannya semua ini akan bisa terlewatkan seiring berjalannya waktu, karena ini murni hanya persoalan cara pandang atau mindset, jadi ini menyangkut diri sendiri bukan faktor dari luar/orang lain.
Bisa dipastikan pengalaman dan pelajaran berharga akan banyak lahir di proses awalnya, saya masih mengingat begitu berseninya ketika segala wujud penolakan sudah mulai hadir dalam bentuk ucapan, sikap dan bahasa tubuh. Ketika bos dikantor sudah mulai mengincar dengan sindiran halus, tatapan nanar dan hentakan suara yang tinggi di setiap morning huddle dengan kalimat : hari ini bisa jualan berapa? Ada berapa prospeknya? dll
Motor mogok atau ban gembos di saat kondisi genting, bahkan pernah meneteskan air mata di pojokan toilet kantor dikala kondisi paceklik jualan, dan banyak cerita lain yang amboy rasanya jika di ingat-ingat
Kenapa jadi serius menekuni profesi ini?
Dunia sales yang sangat dinamis dan fleksible akan mengantarkan proses pertumbuhan yang lebih cepat, tumbuh secara kompetensi, relasi dan kesejahteraan. Di titik tertentu profesi ini bisa membuat orang jadi jatuh cinta, terbius, terhipnotis dan ketika bangunan cinta terhadap profesi ini sudah terbentuk maka dipastikan orang tersebut akan enggan meninggalkan atau melepaskannya.
Disinilah keunikan profesi ini awalnya dibenci, dihindari, dipandang sebelah mata namun jika sudah ditekuni mendalam akan berubah menjadi cinta mati yang tak berujung. Ternyata antara benci dan cinta itu terkadang batasnya sangat tipis.
Jadi berbanggalah dan bersemangatlah anda yang saat ini sedang mencoba menjalani atau saat ini sudah menekuni profesi ini. Bagaimana agar bisa menjadikan pekerjaan sales ini menjadi pekerjaan yang menjanjikan dan terhormat?
Yang paling utama dan pertama yang harus dimiliki oleh seorang sales adalah value diri (personal value) yang positif , ini adalah prinsip dasar. Sering kali profesi ini dipandang rendah karena “oknum” penjual yang super agresif menggunakan segala macam cara, kurang kesatria dan sering “menipu” sehingga banyak orang yang tak percaya lagi kepada sales dan semua ini adalah penyakit sikap yang terbentuk karena kurangnya integritas dan value
Secara umum there is nothing new about selling, basic principle yang lain bisa dipelajari dan hanya menyangkut kemauan berproses, keberanian untuk mencoba dan konsisten. Cari, gali, dan tetapkan dulu nilai diri anda sebagai seorang sales, ini bisa dijabarkan dari norma pribadi yang ada dalam diri yang sudah di anut. Dan satu hal yang mandatory/mutlak ada didalam value semua sales adalah Integritas.
Selanjutnya sisa menentukan nilai lain yang tentunya sangat tergantung dengan visi atau tujuan secara pribadi dan diselaraskan dengan value yang dimiliki oleh perusahaan tempat anda bekerja. Semua perusahaan pastinya memiliki corporate values, dan cara paling sederhana untuk bisa memastikan kita bekerja maksimal dan menjadi ibadah adalah ketika value pribadi “kawin” dengan value perusahaan tempat bekerja.
Teringat seorang sahabat saya yang sudah menekuni dunia sales ini selama 14 tahun, from nothing to something, memulainya dari nol, sama sekali tidak selaras antara latar belakang pendidikan dengan dunianya saat ini, values yang diusungnya jelas : Integritas, Kerja Keras, Disiplin, Prestasi dan Doa. dan dengan konsiten berada di koridor nilai itu maka karirpun menanjak, keluarga sejahtera, kehidupan sosial seimbang dan dihargai, terakhir mimpinya untuk keliling ke beberapa negara bisa tercapai.
Tentukan value mu sekarang, dan bersiaplah menjadi sosok Salesman/Salesgirl yang Andal!
*untuk basic principle menjadi sales yang andal, akan kita bahas dan belajar bersama di tulisan-tulisan selanjutnya
Follow me @misriadi_mise
1 comments On Balada Seorang Salesman
Luar biasa…..gaya bahasanya sangat mengesankan…..kena banget tuh…sukses terus Mas Amiin