Saya awali tulisan ini dengan pertanyaan “apakah Anda termasuk orang mudah berbicara di depan umum? Blak-blakkan? Senang bersosialisasi, baik dengan anggota tim sendiri, maupun lintas departemen Anda? Atau Anda selalu menjadi pusat perhatian saat berkumpul dengan rekan sejawat? Ataukah malah sebaliknya? Anda merasa butuh persiapan yang sangat matang, untuk dapat berbicara di depan orang banyak? ataukah Anda lebih senang bekerja secara individual?” Jawabannya sangat menentukan seperti apa kepribadian Anda.
Disadari atau tidak, kepribadian yang kita miliki ini, sangat mempengaruhi cara kita bekerja dan menjalankan peran sebagai seorang Leader. Dan ini dibuktikan oleh Robert Hogan dan Timothy Judge yang menemukan bahwa kepribadian yang dimiliki seseorang berhubungan dengan leadership skill yang dimilikinya. Kita mungkin sudah cukup familiar dengan tipe kepribadian yang dikemukakan pertama kali oleh Carl Jung (Karl Yung) ekstrovert dan introvert. Keduanya berada di dua spektrum yang berbeda. Namun, baru-baru ini mulai populer tipe ambivert yang berada di spektrum tengah. Artinya, orang tersebut lebih fleksibel dapat menyesuaikan dirinya sesuai dengan tuntutan lingkungan saat itu.
Hal yang menarik disini, orang-orang dengan kepribadian ekstrovert kerap kali diidentikkan dengan karir yang lebih cemerlang. Karena memiliki modal “people skills” yang sangat dibutuhkan untuk memimpin. Ia sosok yang mudah mendapat perhatian dari sekitarnya karena aktif, percaya diri, talkative, energetic, dan risk-taker. Menurut hasil studi The Sutton Trust, menemukan semakin ekstrovert seseorang, maka ia memiliki kesempatan 25% lebih tinggi, untuk memiliki pekerjaan berpenghasilan yang juga tinggi. Thomas J Stanley dalam penelitiannya mengatakan “ada 30 faktor penentu sukses seseorang, nomor satu adalah integritas, nomor dua disiplin dan yang nomor tiga adalah mudah bergaul.”
Lalu bagaimana dengan si introvert yang lebih senang dalam kesendirian? Menurut survey tahun 2021 dari YouGov, 52% penduduk Amerika yang merasa dirinya lebih ke introvert dibandingkan ekstrovert. Pada orang-orang yang memiliki kepribadian introvert, memimpin tim dirasakan sangat challenging. Introvert mungkin dapat bersosialisasi, namun pasti akan sangat menghabiskan tenaganya. Sehingga ia akan lebih sering mengambil jeda untuk recharge tenaganya. Selain itu, mereka juga lebih memilih mengerjakan tugas secara mandiri dan pertemuan one-on-one.
Walaupun demikian, bukan berarti orang dengan kepribadian introvert tidak bisa memimpin ya. Ada sebuah studi dari Harvard Business Review. Mereka menilai lebih dari 900 CEO dan menemukan bahwa CEO dengan kepribadian introvert, performa perusahaannya melebihi ekspektasi para investornya, dibandingkan mereka yang ekstrovert. Selain itu, hasil penelitian Jennifer B. Kahnweiler (2009), melaporkan 40% dari pemimpin dunia, termasuk diantaranya Bill Gates, Warren Buffett, Elon Musk, Jeff Bezos, dan Marissa Mayer merupakan orang-orang introvert yang sukses di tengah dunia bisnis yang memaksa untuk ekstrovert.
Jadi jangan berkecil hati, untuk Anda yang merasa lebih introvert. Mereka semua mampu melihat kekuatan yang dimiliki sebagai seorang introvert, sebagai potensi diri. Pertanyaanya, memang apa saja si karakteristik yang dapat dijadikan modal bagi seorang introvert? Yuk kita bahas bersama apa yang bisa jadi adalah potensi Anda untuk menjadi seorang Leader yang Efektif.
Pertama, Introvert mampu membangun hubungan interpersonal yang meaningful. Modal utama yang dimiliki seorang introvert adalah kemampuannya untuk mendengar secara utuh. Artinya, bukan hanya apa yang dikatakan oleh lawan bicaranya, namun juga emosi yang mungkin sedang dirasakan. Sebuah studi dari Anton Gollwitzer menemukan bahwa, orang yang introvert cenderung lebih akurat dalam melakukan observasi terhadap perilaku orang lain dibanding mereka yang ekstrovert. Ini yang membuat introvert mampu “membaca” orang lain dan memahaminya lebih baik. Sehingga dia akan berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara. Nah, seorang Leader yang memiliki modal ini, akan membuat tim-nya merasa lebih dihargai. Sejalan dengan studi dari Adam Grant, Professor University of Pennsylvania yang menemukan bahwa orang introvert lebih mampu me-manage tim-nya.
Kedua, Introvert dapat lebih konservatif dalam mengambil risiko. Sering kali sebagai seorang Leader, Anda dihadapkan pada risiko-risiko yang perlu diambil segera. Seorang introvert, mampu menahan diri untuk tidak terpacu adrenalin nya dan melakukan analisis secara lebih mendalam terlebih dahulu. Dalam penelitian Rehana Noman, ditemukan bahwa seorang introvert jarang sekali membuat keputusan yang impulsif/tiba-tiba. Dan karena dorongan yang ia miliki datangnya dari dalam diri, ia akan lebih mengutamakan kualitas keputusannya dibandingkan kepuasan lingkungan sekitar.
Salah satu contoh datang dari Warren Buffet, seorang investor kenamaan asal U.S. yang menggambarkan dirinya sebagai sosok yang introvert. Menurut Buffet, kepribadiannya inilah yang menjadi pendekatan untuknya melakukan investasi, dan menjadi kunci saat krisis berkali-kali menghantam pasar investasi di U.S. “Kepribadian yang cenderung stabil, membuat kita dapat menganalisa lebih mendalam risiko dari setiap keputusan,” ungkap Buffet.
Ketiga, Introvert dapat menyelesaikan permasalahan dengan lebih baik. Menurut Randy Buckner dari Harvard University, secara anatomical, terdapat perbedaan pada prefrontal cortex di otak seorang introvert, yang memiliki gray matter lebih tebal. Ini merupakan area di otak yang digunakan untuk membuat keputusan dan penyelesaian masalah. Sehingga seorang Leader yang introvert mampu menyelesaikan permasalahan secara lebih kreatif dan efisien.
Lalu setelah Anda mengenali mana yang menjadi potensi diri Anda, apa yang harus Anda lakukan setelahnya? Suka atau tidak, Anda tetap dituntut untuk menguasai interpersonal communication skill, yang menjadi kekuatan orang ekstrovert. Mungkin Anda memang harus keluar dari zona nyaman, dan saya yakin ini tidak mudah. Membutuhkan habituasi dan komitmen yang kuat dari diri Anda. Namun, saya yakin jika potensi Anda sebagai seorang introvert dioptimalkan, beriringan dengan skill baru yang Anda pelajari akan membuat Anda lebih percaya diri sebagai seorang Leader.
Satu pesan dari saya, seorang Great Leader bukaan yang selalu paling lantang dan menjadi spotlight. Kenyataannya, mereka yang terlihat pendiam dan penyendiri pun bisa menjadi great leader. Sejauh mereka telah menemukan yang menjadi potensi dirinya dan mau terus belajar.
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
Inspirator SuksesMulia