Pekan lalu, saya memenuhi undangan Kepala Bapelkes Jawa Barat, Bapak I Wayan Agus Suradi. Kami berdiskusi banyak tentang pengembangan SDM dan perubahan. Sampailah kami kepada obrolan The Beckhard Harris Change Model dimana formulanya dituliskan di berbagai banner di Bapelkes yang ada di Jl. Pasteur Bandung ini.
Formula yang tertulis adalah C = D x V x Fs. Dimana C adalah Change, D adalah Dissatisfaction, V adalah Vission dan Fs adalah First Step. Perubahan hanya bisa terjadi apabila ada ketidakpuasaan, adanya visi yang jelas dan langkah pertama untuk melakukan sesuatu. Formula ditulis dalam bentuk kali yang berarti semua harus ada. Apabila salah satunya nol maka perubahan tidak akan terjadi.
Dissatisfaction. Ketidakpuasan akan mendorong perubahan, kenyamanan akan membuat seseorang enggan berubah. Dengan kata lain, ketidakpuasaan akan mendorong orang melakukan sesuatu sementara kenyamanan mendorong orang untuk ketagihan menikmati apa yang ada. Wajar apabila orang yang hidup di zona nyaman, sangat sulit diajak berubah.
Untuk itu, apabila Anda ingin memiliki semangat berubah ciptakan ketidaknyaman dan ketidakpuasaan dalam bidang yang Anda tekuni. Misalnya sebagai pebisnis, saya menyadari bahwa dunia berubah dengan arah yang sulit diduga, banyak bisnis lain yang berkembang eksponensial sementara bisnis saya perkembangannya linear. Saya gelisah, saya tidak puas, saya memiliki dorongan yang sangat kuat untuk berubah lebih besar, lebih cepat dan lebih dahsyat. Apakah cukup?
Vission. Memiliki kesadaran untuk berubah adalah modal awal, tetapi itu belum cukup, diperlukan visi yang jelas agar arah perubahannya juga jelas. Tetapi menurut saya, di era sekarang, visi yang jelas saja tidak cukup karena hanya akan membuat perubahan yang linear.
Diperlukan visi yang “meaningful” dan sangat berani serta menantang agar perubahannya bisa eksponential mengikuti perkembangan zaman. Apabila visi kita hanya biasa-biasa saja, bersiaplah untuk tertinggal. Boleh tahu apa visi Anda? Apakah visi itu sudah “meaningful” bagi Anda? Sudah berani dan menantang?
First Step. Kesadaran untuk berubah disertai visi yang besar tidak akan membuat perubahan apa-apa apabila Anda tidak melangkah. Segera lakukan langkah pertama karena itu akan mengundang langkah-langkah yang lain. Menurut kata-kata bijak yang sering kita dengar “perjalanan seribu mil selalu diawali oleh langkah pertama.” Langkah pertama, meski terkadang berat tetapi dampaknya sangatlah besar. Langkah pertama apa yang segera Anda lakukan setelah membaca tulisan ini?
Obrolan saya dengan kepala Bapelkes yang visioner ini semakin meyakinkan dan menguatkan saya akan pentingnya menjadi exponential leader apabila kita ingin membawa perubahan dahsyat dalam tim kita dan juga dalam bisnis kita. Perubahan saat ini bukan perubahan biasa, tidak bisa dilakukan oleh pemimpin dengan kemampuan yang biasa. Zaman ini memerlukan banyak exponential leader. Tertarik? Infonya ada di bit.ly/ExponentialLeader.
Mari pimpin perubahan dengan menjadi seorang EXPONENTIAL LEADER. Siap?
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer
2 comments On Bagaimana Agar Bisa Berubah?
Semoga tahun ini ada perubahan yang lebih baik…. Buat sya dan semua teman yang membaca artikel ini…. Aamin
Aamiin…komitmen dan dos itu penting