Di sela-sela jadwal saya memberikan seminar dan training di KBRI Cairo pada 21-24 November 2013, saya berkesempatan berwisata ke tempat-tempat bersejarah di Mesir. Kunjungan pertama saya ke piramida Mesir yang terkenal itu. Sebelum pulang ke Tanah Air saya mampir ke Benteng Sholahuddin Al Ayubi atau Citadel. Saya juga sempat “ngintip” Universitas Al Azhar Cairo.
“Orang-orang berpengaruh meninggalkan peninggalan yang melegenda,” itu komentar saya setelah mengunjungi tempat-tempat bersejarah tersebut. Entah bagaimana piramida dibangun, ribuan batu disusun tanpa semen namun kokoh dan menjulang tinggi. Dengan berat lebih dari satu ton setiap batu, entah bagaimana setiap batu itu dibawa. Tidak mungkin piramida dibangun oleh orang bermental kerdil dan tak punya nyali.
Lain lagi kesan saya saat saya berkunjung ke Citadel. Benteng yang berada di tempat yang paling tinggi namun suplai airnya berasal dari sungai nil yang jauh lebih rendah. Mengapa? karena pembuat benteng itu telah membuat saluran air di atas benteng dengan memperhitungkan ketinggian. Tak mungkin benteng ini dibuat oleh orang yang malas dan tak memiliki kreativitas.
Kita mungkin tak bisa meninggalkan warisan berupa bangunan atau karya dalam bentuk fisik yang fenomenal. Tetapi kita tetap bisa meninggalkan karya yang dikenang oleh anak cucu kita, apakah itu melalui buku yang kita tulis, gerakan atau komunitas yang kita aktifkan, peradaban atau nilai-nilai yang kita perjuangkan dan sosialisasikan. Bisa juga dalam bentuk kepedulian masal yang terus menerus kita sebarkan.
Renungkanlah saat Anda sudah meninggal puluhan atau ratusan tahun kemudian. Suatu ketika anak dan cucu serta generasi pengganti Anda berselancar di dunia maya. Lalu, melalui mesin pencari di Internet (semisal google), mereka menuliskan nama Anda. Kira-kira keterangan apa yang Anda harapkan dibaca mereka? Apakah mereka bangga dengan Anda? Apakah mereka lebih bersemangat mendoakan Anda?
Memang kita bekerja, berkarya, dan berjuang bukan karena ingin dipuja anak dan cucu serta generasi mendatang. Namun di era Internet dan social media seperti saat ini berbagai aktivitas kita di dunia maya otomatis terekam oleh google. Sahabat saya pak Nukman Luthfie pernah mengatakan, “Google itu seperti malaikat elektronik yang mencatat semua amal perbuatan kita di Internet.” Kesimpulan saya, apa uyang dilakukan oleh orang-orang hebat saat ini pasti bisa dilacak oleh google di masa yang akan datang.
Usai membaca tulisan pendek ini, sebelum beraktivitas, cobalah berhenti sejenak kemudian renungkan dan jawablah pertanyaan-pertanyaan saya di atas. Semoga yang terekam di google sesuatu yang bisa dibanggakan anak dan cucu sekaligus sebagai bekal di kehidupan abadi. Teriring doa dari saya untuk Anda…
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
44 comments On Apa Peninggalanmu?
Mantep Kek 🙂
Pagi-pagi di Indonesia sudah diberi sarapan tulisan inspiratif dari kek Jamil..
Sodorin kopi 🙂
Assalamualaikum..
Salam sukses mulia pak..
Terima kasih atas tulisannya.. Menambah semangat nih untuk mengejar cita2. Semoga Allah memudahkan semua urusan kita.. آمِيّنْ
Semangat harus disertai action, ayo segera action 🙂
Untuk sementara peninggalan sy utk anak cucu sy tulisan artikel di http://maswantik.com Kek hehe, ketahuan kalo promosi….
yg penting semoga tulisan artikelnya semakin menarik dan bermanfaat sbg peninggalan yg baik, kelak 🙂
Setuju, ayo perbanyak tulisan 🙂
Terimakasih kek sdh disuguhi sarapan berGIZI di senin pagi ini.
Nge-jleb bgt tulisan kek Jamil.
Semoga amal perbuatan kita terekam dgn baik di google. | Λάmΐΐπ Yάªª Ŕõßßǻl Ąlάmΐΐπ | 🙂
Salam Sukses Mulia_!
@npindh
Jleb…jleb… Sakit ya? Hehehehe
suguhan pagi yang menarik pak, walaupun di sini masih malam sejatinya 🙂 renungan yang sekaligus menjadikan inspirasi (y)
Yai, tulisannya keren, klo istilah skrg rasa tulisannya nendang, mengispirasi saya, atau klo koki ini koki mampu membuat resep baru dan rasa masakanya di sukai smua kalangan
Hehehehe, bisa aza mas
nuhun kek
Salam Sukses Mulia
aminn…Insha Allah bisa terus berbuat yang terbaik dan meninggalkan karya terbaik untuk anak cucu. Mendapatkan guru kehidupan terbaik…semoga juga sang murid bisa meneruskan petuah2 terbaiknya menjadi action yang bermanfaat bagi banyak orang.
Aamiin YRA, saling mendoakan ya mas
Renuangan pagi yang indah..
Mari berhenti sejenak untuk merenung..
makasih Kek..
Salam SuksesMulia
insyaAllah sedang mempersiapkan peninggalan2 terbaik granpda…
sarapan pagi yg sehat dan bergizi…jakallah khoir…
salam SuksesMulia
@holistic_center
baru pertama buka. setelah dua minggu membaca buku makelar rizki dan on. thank dengan segala motivasinya
Selamat move ON
Alhamdulilah sekarang dah bs masuk web ini lg… semingguan gk bs buka web ini terasa rindu dengan siraman rahani lewat artikel2 Pk Jamil di Sini. selamat hari Guru, Untuk Guru kehidupanku..
Asyik mas, silakan disebarluaskan ya
mari kita membuat peninggalan bersejarah
Benar kek, hal ini juga yang mendorong saya untuk menulis di blog, sebagai peninggalan sekaligus pembelajaran saya, juga agar kelak anak-anak/cucu2 saya bisa mengenali kira-kira bagaimana karakter saya.
Semoga saja menjadi hal yang bermanfaat.
Oiya, saya lagi mengikuti kakek tentang menulis postingan ke blog setiap hari di hari kerja, sebagai pembelajaran menulis saya, semoga bisa terwujud, aamiiin
salam sukses mulia
@zakianurhadi
sy follow ya mbak…dnt forget folback….hehe
salam ukhuwah…
Anak-anak yang sholih dihitung sbg peninggalan ga Ki? Kangen nih sama Aki,kapan kita ketemu lagi ya?
Anak itu peninggalan yang luar biasa, mengalir terus sampai hari kiamat. Insya Allah dalam waktu dekat kita jumpa
Inspirasi keren…
insyaallah sedang mulai mengukir peninggalan melalui tulisan
semenjak sering berkunjung ke sini, saya jadi semangat menulis.
karena dari tulisan2 kek jamil dan juga pembaca saya sadar bahwa menulis itu nggak harus yang rumit. Apalagi baca artikel mas Dian. Lebih semangat lagi
semoga bisa jadi jejak yang bermanfaat.
Terima kasih atas segala inspirasi yang ada disini.
Tulisan yg baik justeru yg sederhana (hehehehe) alasan bagi saya yg tulisannya kurang canggih
foto yg paling atas sebelah kanan ust. Jamil…. ada ust. Fahmi Lukman Dosen Sastra Arab di UNPAD.. beliau fenomenal juga dan diteladani KHUSUS nya oleh SYABAB di Masjid Al Jihad & masjid Ibnu Sina, UNPAD.
semoga Alloh muliakan semuanya… Amin
Benar itu ustadz fahmi, kalau saya belum kayak dipanggil ustadz mas, ilmunya masih pas-pasan
jadi semakin semangat berkarya …semoga tercatat sebagai kebaikan di mata mbah google dan mbah “Malaikat’…
Yang penting dicatat sebagai ibadah di sisi Allah
baru kebaca malam ini kek, jadi enak sebelum tidur mikir keras.
Semoga ketemu di dalam mimpi, hehehe
Luar biasa, kalau seorang motivator/trainer mengunjungi tempat2 bersejarah, pasti bisa menemukan hikmah dan pelajaran. Dri sejak lama sya pulang pergi ke tempat sejarah di mesir tak terbesit dan tak terpikir sedikit pun. Tentang kalimat “apa yang aka kau tinggalkan sepeninggalanmu” luar biasa pak jamil. Salam sukses mulia
Hehehe, tapi sampeyan dapat banyak ilmu mas, saya pas2an
suguhan yg selalu melezatkan jiwaku selain Qur’an…syukrn Kek..lagi coba belajar nulis di blogger dulu..msh malu2 ngirim tulisan..mungkin stlh ikut WBT lebih terasah lagi.. aamiin..
Ditunggu tulisannya ya, hehehehe
Mantap mas Jamil, mudah-mudahan saya bisa meninggalkan jejak yang baik buat anak cucu di kemudian hari, meski belum terpikir peninggalan apa yang dapat sy tinggalkan buat mereka. Mohon saran mas Jamil.
Yes mas Tito, dengan potensi yang dimiliki mas Tito saya yakin mas Tibo bisa menjadi orang hebat dan meninggalkan jejak di semesta. Salam SuksesMulia
makasih inspirasinya pak… btw, cuma mo komplen aja… pas nyampe rumah selepas acara workshop d kBRI, saya tunjukkan foto kita berdua…. komentar istri saya: Wah ekspresi wajah saya kurang semangat… pas besuknya rencana mau foto ulang ternyata panjenengan udah di atas pesawat….. kapan2 foto lagi….
Hahahaha, istri yang jujur 🙂
alhamdulillah…masih diberi kesempatan untuk bisa membaca tulisan Pak Jamil….
smoga bisa meneladani tuk berbuat dan meninggalkan jejak yang baik…aminnn
Alhamdulillah… tulisan ini membangkitkan semangat saya untuk menyambut hari-hari ke depan.
Untuk mempraktekan tulisan Pak Jamil, saya ijin meninggalkan jejak di sini Pak… hehee