Pekan lalu saya terbang ke Semarang dengan Garuda untuk memberikan seminar di Permata Bank. Di dalam pesawat saya mengobrol dengan orang yang duduk di kursi sebelah. Dia pengusaha yang memiliki bisnis di beberapa daerah.
Tanpa menyebutkan nama kami saling bercerita. Ketika saya sedang bercerita tentang Gerakan SuksesMulia, ia langsung berkata, “Kalau menyebut kata SuksesMulia saya jadi ingat satu nama, Jamil Azzaini.” Sambil tersipu saya berkata, “Itu saya, pak.” Ia segera menjabat tangan saya dan menyebut namanya: Zubaidi. Tempat duduk 3A dan 3B di pesawat Garuda itu menjadi saksi tentang pentingnya menciptakan “icon” dan memperjuangkannya.
Sejak saya bergabung dengan Kubik (PT Kubik Kreasi Sisilain) kata “SuksesMulia” memang terus dipopulerkan. Bahkan training yang dulu bernama Kubik Leadership, sejak 2007 berubah menjadi SuksesMulia Personal Mastery Training.
Buku yang saya tulis judulnya selalu ada kata SuksesMulia. Sayapun dipopulerkan sebagai inspirator SuksesMulia. Kini, kami menggagas Gerakan SuksesMulia –Sebuah gerakan orang-orang sukses menebar kemuliaan untuk Indonesia yang lebih bermartabat.
Saya jadi teringat ketika tahun 1995 ditugaskan mas Zaim Uchrowi (pimpinan Dompet Dhuafa Republika ketika itu) untuk menemui KH Didin Hafidhuddin. Tugas saya meminta beliau berkenan menjadi Dewan Syariah Dompet Dhuafa Republika bersama KH Quraish Shihab.
Permintaan yang kami ajukan adalah agar KH Didin fokus bicara tentang zakat, dimanapun dan kapanpun. Bahkan ketika kuliah S-3, desertasinya pun tentang zakat. Selain itu, pak Didin kami minta untuk mengasuh rubrik konsultasi zakat di Harian Umum Republika. Beliau juga menulis buku tentang zakat.
Tidak hanya itu, nama acara di televisi (RCTI), dimana pak Didin menjadi tokohnya, diberi nama Visi Zakat. Kini, Prof. Dr. Didin Hafidhuddin adalah Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Beliau telah menjadi “icon” zakat bukan hanya di dalam negeri tapi juga di tingkat internasional.
Orang-orang ternama di dunia semuanya menjadi icon dari kompetensi yang dimilikinya. Di industri dirgantara pak Habibie dikenal sebagi “Mr Crack”, di industri IT kita mengenal Steve Jobs, di industri perbankan nasional kita mengenal Robby Djohan.. Bagaimana dengan Anda, sudahkan Anda menjadi icon untuk kompetensi yang Anda geluti saat ini?
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
20 comments On Apa “Icon” Anda?
Output dr proposal hidup ya om 🙂
Sy skrg mmg blm mmliki icon,tp YAKIN..suatu saat nanti pasti sy BISA pny icon.amin 🙂
Ya ka[an ya pa saya icon , mudah2an waktu yg akan menentukan ya pa.Amin
‘Sukses Mulia’begitu melekat d hati.
Sedang d cari ikonnya
Inspirasi SuksesMulia yg jelaskan di Batam kemarin sangat bermanfaat buat diri saya. Smoga kelak icon saya MA’CIK LAUNDRY bisa diterima oleh masyarakat. Amin
icon saya apa ya? MC? Blogger? atau PNS?=pengamat nasyid sejati
icon saya adalah Sukendar Sekda Purbalingga….he……
salam suksesmulia
icon sama nama panggilan beda gak yah??
klo nama panggilan sih ud punya,,tapi mash di komunitas sendiri,tapi lumayan cukup famous ^_^
Saya hoby design bordir yg menghasilkan uang, boleh saran Pak Jamil apa ya ICON saya.
semacam brand ya pak? salute
Mudah2aan sya memiliki icon yng selalu diingat oleh orng bnyak sperti Om.. Aminn ya rabb 😉
Saya punya dua kompetensi Pak, (:D) pertama, sebagai praktisi percetakan, yang kedua sebagai Da’i kampung yang mengajar mengaji. Diantara dua itu, mana yang harus ditonjolkan Pak?
Makasih pak Jamil atas quote yg inspiratif ini. Dan ini semakin memacu saya untuk menjadi “icon” dlm dunia Bank Bussiness Analytic. Barakallahufikum
Ini yang kata Mas Ippho disebut sebagai “Pembeda Abadi” ya Pak? 🙂
Saya kayanya terlalu banyak icon pak! Waktu smu saya punya icon “trouble maker”kebetulan itu nama band smu saya yang dirintis, kuliah saya di sebut “kakang brama” kebetulan katanya saya paling nyunda pisan! Waktu jdi karyawan di konsultan pajak saya di beri icon “arip pajak” oleh teman kerja. Sekarang saya agen prudential dan saya coba bikin icon terus dgn memberi nama prudential setelah nama saya!
icon? entah ini sebuah icon atau tidak kek….tp iqbal selalu di panggil ustadz oleg teman2…
mungkin karena iqbal selalu menyambungkan sesuatu hal dengan agama.
tp sayangnya…ini bukan sebuah pujian (walau iqbal tidak butuh pujian)
ini sebuah ejekan sok alim…
tak apalah, dari pada sok bejat … ya kan kek?
apa bedanya icon dengan karakter? kalo beda, apakah karakter kita bisa menjadi sebuah icon?
Pelatih perUBAHan Diri kek -> icon aidil *doakan lancar yach kek 😀
sy ingin di kenal sebagai inspirator sex education for muslimah….kereen khan grandpa…
Terima kasih kek, saya ingin membangun icon sebagai konsultan & trainer desain slide presentasi (DSP). Mohon do’anya kek..
hadewww… apa ya?