Anakku, “Malaikat” Kecilku

Share this

Pekan lalu, selama 6 hari non-stop saya roadshow memberikan training dan seminar di Yogyakarta, Bandung, Bali, Surabaya, Klaten dan Jakarta. Selama itu pula saya tidak bertemu dengan “malaikat-malaikat” kecilku. Kebetulan “malaikat-malaikat” kecilku itu, Hana (SD kelas 5) dan Izul (SD kelas 2),  sedang liburan sekolah.

Merasa bersalah meninggalkan mereka selama liburan, begitu tiba di rumah saya bilang sama mereka, “Besok kita ke Kidzania, ya..” Hana dan Izul girang menangapi ajakan saya. Kidzania adalah salah satu tempat bermain favorit mereka.

Saat saya menemani mereka di kamar tidurnya, Hana dan  Izul bertanya, “Pak, boleh gak besok ngajak temen-temenku ke Kidzania, tapi bapak yang bayarin, ya?” Saya jawab, “Boleh asal dapat izin dari orang tuanya.” Mereka memeluk dan mencium saya sambil berkata, “Terima kasih, pak..”

Setelah mereka tertidur saya memanggil tukang pijit untuk meredakan rasa lelah. Saya ingin ketika bersama “malaikat” kecilku esok hari, saya dalam kondisi fresh. Namun tubuh berkata lain, ketika saya bangun hendak sholat subuh badan masih begitu lelah dan tak berdaya.

Usai sholat subuh dari masjid saya mencoba melawan rasa lelah itu dengan olah raga dan  lari pagi keliling komplek perumahan. Saya juga menggunakan self talk, “Ya Allah, saya ingin menemani anakku. Sehatkan aku, segarkan aku.” Sambil olah raga, saya berulang kali mengucapkan self talk itu. Tapi hasilnya, ternyata saya masih lelah…

Selesai lari pagi, saya merebahkan tubuh di ruang keluarga dan tertidur selama beberapa menit. Begitu terbangun, Izul sudah tiduran di sebelah saya. Tahu saya terbangun iapun memeluk saya sambil berucap, “Pak, gak usah ke Kidzania hari ini ya. Bapak kelihatan capek. Bapak istirahat dulu saja biar gak sakit. Kan liburannya masih lama.”

Baca Juga  Fokus Merawat Tim Bukan Mengejar Target

Sedih dan bahagia ketika itu bercampur menjadi satu. Sedih karena hari itu tak jadi menemani anakku bermain. Bahagia karena anakku begitu menimbang rasa tentang kondisi orang tuanya. Saya balas pelukan Izul erat-erat, “Kau memang masih kecil nak. Tetapi pagi ini kau benar-benar menjadi malaikat kecilku sekaligus guruku. I love you..”

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

19 comments On Anakku, “Malaikat” Kecilku

  • Anggit Setyaningsih

    Pinter bgt nih izul.Psti turunan..turunan ibunya 🙂

    kelelahan kita mmg bisa hilang ktika brkumpul dg org2 yg kita cintai 🙂

  • Ya anak adalah penyejuk hati kita pa, semoga saja Izul bisa menjadi contoh untuk anak-anak yang lain.Amin

  • Anggit, yang benat turunan bapaknya, he..he…
    Khalik HR, terima kasih ya
    Salam SuksesMulia, Jamil Azzaini

  • Untung anaknya Izul, kalo sy yg jd anaknya pasti bilangnya gini “ya udah ga jd pergi tp bapak bayar kompensasi kerugian ke aku” hehe kidding..
    Buah jatuh ga jauh dr pohonnya, ortunya wise anaknya pun akan wise.. 🙂

  • Makin penasanaran dg sosok izul….salam hangat dari ka suke…..

  • Kadang2 setiap mau baca web nya pak jamil,musti siap2 dulu,biar ga berkaca-kaca mata di kantor :).

    Salam buat keluarga pak

  • bagai mana cara mendidiknya pak,sampai anak sekecil itu mengerti akan keadaan orang tuanya, saya minta tipsnya ya pak.

  • subhanallah… mdh2n izul jd anak yg sholeh, berguna bg klrgan bangsa & agama. slm kenal pa jamil. websnya sngt menhinsfirasi…

  • Semoga saya bisa mendidik anak saya supaya memiliki kepribadian seperti anak Bapak….
    Do’akan saya mampu…

  • Subhanallah.. 🙂

  • mau dong, anakku diajak ke kidzania juga……..he he he…..sukses terus buat ust jamil

  • Alhamdulillah. Orang Tua adalah Role Model Anak Anak Mereka. Anak yang begitu pengertian pasti telah banyak belajar dan melihat prilaku orang tua yang selalu memberi contoh contoh yang baik. Salam Sukses Mulia.

  • Subhanallah … ! Anak yg sholeh. Pasti sangat bangga jadi kedua orang tuanya. Siapa dulu … Ayahnya ? He … He … He …

  • Terima kasih semuanya ya. Salam SuksesMulia. jamil Azzaini

  • guru memang bukan hanya di sekolah ya kek
    guru kehidupan kita begitu banyak di sekitar kita
    hanya saja, terkadang diri ini begitu angkuh untuk mengakui bahwa ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari mereka

    andai semua orang kita anggap guru, dan semua tempat adalah sekolah bagi kita….
    niscaya senantiasa kita peroleh pelajaran-pelajaran berharga

    salam sayang untuk ananda…guru kakek…guru kami semua

  • Izul slalu disebut2 di TL tweeter bpk,di tulisan webnya, bahkan sewaktu sy ikut seminar bpk Kisah Izul jg diceritakan pula.. Pengen ketemu Izul nih 🙂

  • anak yg sholeh jadi ikut bahagia pak

  • ini adalah berkah atas amal bapaknya memotivasi banyak orang

  • mumun itu zaya

    salam sayang buat adek izul,pasti izulnya cakep,kaya ponakanku yg namanya izul juga tp izulku nakal banget pak…

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
6 - 3 = ?
Reload

Site Footer