Adakah orang yang memanah berharap anak panahnya kembali? Tentu tidak. Begitulah seharusnya saat kita berbuat baik. Tak perlu berharap kebaikan yang kita berikan kembali dari orang yang kita beri. Mengharapkan balasan dari sesama manusia bisa berujung kecewa dan derita. Kita perlu terus menerus berlatih, berharap mendapat balasan hanya dari Sang Maha Pemberi.
Tugas kita melakukan kebaikan dengan cara terbaik dan biarkanlah yang Maha Tahu yang menentukan apa balasan terbaik untuk kita. Dia Maha Adil, bila kita melakukan yang terbaik pasti kita mendapatkan yang terbaik. Hanya saja kita tidak tahu dari pintu yang mana hal terbaik itu akan datang menghampiri.
“Apakah bila saya melakukan kebaikan dengan cara bekerja berarti tidak boleh menuntut gaji?” Tentu boleh karena itu hak Anda. Kebaikan yang bisa Anda berikan adalah mengerahkan semua kemampuan melebihi gaji Anda. Misalnya gaji Anda 10 juta tapi Anda mampu mengoptimalkan keahlian Anda dengan nilai setara 100 juta, maka kerjakanlah dengan kualitas 100 juta.
Dengan cara itu, Anda punya selisih kebaikan 90 juta, dan biarkanlah Sang Maha Tahu yang menentukan balasan senilai 90 juta dalam bentuk apapun untuk Anda. Karena itu pasti yang terbaik untuk Anda. Dia tak mungkin berbuat jahat dan tidak adil kepada Anda. Percayalah!
Mungkin sebagian Anda masih ada yang ragu dengan berkata, “Gak juga, saya sering berbuat kebaikan tetapi sering mendapat balasan keburukan.” Boleh jadi Anda memang punya selisih kebaikan senilai 90 juta. Tetapi jangan lupa, selisih itu akan terus berkurang bila Anda melakukan keburukan. Misalnya, sering mengeluh, angkuh, sombong, dan sejenisnya.
Apabila hal-hal negatif atau buruk sering Anda lakukan maka hal itu akan menggerogoti kebaikan yang sudah Anda miliki. Akhirnya, keburukan Anda justru lebih besar dari kebaikan yang Anda miliki. Hasilnya, hal-hal buruk akan datang silih berganti kepada Anda tiada henti.
So, berbuat baiklah dan kemudian lupakanlah. Karena yang Maha Melihat dan Maha Mendengar tidak akan pernah melupakan Anda.
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
33 comments On Anak Panah
tulisan inspiratif yang mengawali senin ini :))
keren banget mbah, kita sebut itu sebagai keikhlasan. Memang dijaman sekarang banyak yang mengetahui tentang kebaikan dari keikhlasan, tapi ternyata mereka hanya cukup dengan tau saja, tidak banyak yang tulus untuk menjalankannya
Semangat pagi, Pak. Inspiratif sekali tulisan ini, jadi awal baik di Senin yang cerah ini 🙂
membuka pikiran saya…keren kek 🙂
@erwinyahya
Apa kabar mas? smoga snada terus berkibar
Terimakasih pak, inspirasinya memukau n bermanfaat bngt. InsyaAllah terus berusaha.
SalamSuksesMulia dan tetap SemangKA(SemangatKarenaALLAH) :)
bagus juga istilah semangka nya, hehe, selain sebagai buah favorit saya, ungkapan Semangat karena Allah a.k.a SemangKA ok juga untuk pengingat, ijin memakai juga ya Mbak/Mas Akhwat, terima kasih.
Sesederhana itu memang harusnya konsep kebaikan. Wahai penduduk negeri tercinta, baca dan amalkanlah
He…he…he…teri ma kasih ya
Bagus sekali artikelnya kek… Kadang balasan atas kebaikan yg kita lakukan malah datang dari tempat lain. Semoga sy juga bisa terus berbuat kebaikan.
briliant..!!!! 🙂 Salam sukses mulia!
Tulisan yg menggugah semangat hari senin u/ lebih banyak berbuat baik.
Sebarkan virus kebaikan dan yakinlah padaNya 🙂
Salam sukses mulia 🙂
mengingatkan kembali arti berbagi tanpa dikenang2 lagi 🙂
Pak Jamil, terima kasih artikelnya, nonjok bangett…semoga bapak sehat selalu, aamiinn.
sangat menginspirasi di senin pagi ini..
jadi tembah semangat menjalani aktivitas hari ini 🙂
“Misalnya gaji Anda 10 juta tapi Anda mampu mengoptimalkan keahlian Anda dengan nilai setara 100 juta, maka kerjakanlah dengan kualitas 100 juta.
Dengan cara itu, Anda punya selisih kebaikan 90 juta, dan biarkanlah Sang Maha Tahu yang menentukan balasan senilai 90 juta dalam bentuk apapun untuk Anda.”
baru kepikiran 🙄
luar biasa inspiratif.
Kalau berbuat kebaikan, lukis di pasir.. biar cepat hilang dan lupa..
Kalau berbuat keburukan lukis di batu.. biar selalu ingat untuk tidak mengulangi dan mohon ampun….
Superb advice…
Semoga bs lbh banyak lagi saya melakukan kebaikan2 yg lbh ikhlas…wlaupun dmulai dr lngkngan keluarga ya kek..
Subhanallah…
Sharing tulisan saya pagi ini :
http://katasista.blogspot.com/2013/02/inspirasi-syukur-gara-gara-ipad.html
Semangat berlatih berbuat kebaikan dan perbaikan dengan kualitas yang terbaik.
Terus menerus berlatih, dengan berharap mendapat balasan hanya dari Sang Maha Pemberi.
Canggih, sangat inspiratif.
Terimakasih kek
Top bangeut..jadi inspirasi untuk menata hati jadi lebih ikhlas dalam setiap perbuatan kebaikan..salam sukses mulia.
Silahkan mas SLAMET WIDODO,
Kulo’e mbak” sanes mas” 😀
Jadi ingat motto UTS n UAS di asrama dulu.
Sebelum ujian, penghuni kamar 101 berdoa bersama terus teriakin motto: ‘lakukan & lupakan’!
Lakukan yg terbaik dan dapat nilai apa itu terserah Allah.
Alhamdulillah ngerjain ujian terasa plong, rileks, jadi bisa fokus.
Ternyata bisa diaplikasikan dalam hidup juga kek 😀
Yang jadi pertanyaan saya pak, kalo perbuatan baik tidak diterima juga dengan baik justru menyalahkan yang kita lakukan. Apa yang harus kita perbuat? trims…. salam SUKSES MULIA
trimakasih sudah mengingatkan mbah.
Habis baca tulisan bapak Jamil serasa nglonthok kerak dihatiku…..
Terima kasih Bapak dikau telah membersihkan hatiku
Yup… Tol tuh kek
Salam SYM 🙂
Supper …. semoga Ilmu Guruku ini terus ditambah oleh Allah SWT supaya bisa terus berbagi ide-ide brilian bagi masyarakat luas.
Ijin share ya, kakek. Terima kasih.
Subhanallah ..tulisan yg sangat inspiratif..
ngeri amat anak panahnya kembali 😀 kaya bomerang aja kek. Cahyo semangaat utk terus berbuat baik