Anak Langit

Share this

Pada tanggal 23 – 25 Februari, kami kedatangan tamu spesial. Mas Alif pemimpin Pesantren Nun Kudus membawa 12 guru dan 44 santri anak-anak ke Kampoong Hening Cidahu Sukabumi. Dan untuk menyambut mereka, kami bersama beberapa trainer alumni Akademi Trainer, menyiapkan acara yang menarik untuk mereka.

Saya menyebutnya tamu spesial karena memang bagi saya, mas Alif dan istrinya memang orang spesial. Saat ini, 44 anak yang ditampung mas Alif hampir semuanya anak jalanan. Ada yang dibuang orang tuanya, ada yang punya ayah tetapi tidak tahu ayahnya yang mana, ada yang berkebutuhan khusus, ada yang IQ-nya 70an.

Ketika saya bertanya kepada mas Alif “siapa anak-anak ini? Mas Alif menjawab “anak langit ” Saya susul pertanyaan “kenapa disebut anak langit?” Mas Alif segera menjelaskan “sebab ketika pertama kali mereka datang ke pesantren Nun kemudian saya bertanya kepada mereka: siapa kamu? Mereka hanya memandang langit, tidak menyebutkan namanya.”

Beraneka ragam persoalan saya diskusikan dengan mas Alif, banyak yang menarik bagi saya. Salah satunya ketika ia berucap “berbagai teori yang saya pelajari tidak mempan untuk menterapi (mengobati) mereka, saya merasa sangat bodoh. Saya juga tidak bisa membawa mereka ke psikolog atau psikiater, saya tidak punya uang. Jadi, saya menterapi mereka menggunakan naluri dan zikir saja. Alhamdulillah, atas izin Allah swt, mereka sembuh dan menjadi lebih baik.”

Alumni Akademi Trainer ini kemudian melanjutkan “kami tawakal saja, tugas kami “bergerak” melayani mereka. Hasilnya? Kami pasrahkan kepada Allah. Sebab kalau fokus ke “hasil” kami bisa stres dan pekerjaan yang lain terbengkalai. Menurut saya, masing-masing anak memiliki latar belakang, kondisi, perjalanan hidup dan karakter yang berbeda, penanganan mereka pun berbeda, cara menterapinya tidak bisa sama. Hal yang sama yang kami lakukan adalah zikir kepada Allah swt.”

Baca Juga  Bersyukur Produktif

Dari obrolan dengan mas Alif, saya semakin yakin bahwa impian beliau menolong ribuan anak yang nasibnya kurang beruntung bisa terwujud melalui Pesantren Nun. Dalam bahasa jawa, Nun itu berarti nurut dan nuntun. Mas Alif berharap, anak-anak yang dididik mas Alif kelak nurut kepada Allah swt dan bisa menuntun yang lain.

Anak-anak langit yang menjadi tamu Kampoong Hening itu telah mengajarkan kepada saya bahwa bila ingin hasil melangit (berlimpah) dalam bidang apapun, meminta bantualah kepada penghuni langit, tidak boleh hanya mengandalkan teori-teori yang dibuat oleh penduduk bumi. Perpaduan ilmu langit dan bumi akan memberikan energi yang lebih tinggi. Mari kita coba.

Salam SuksesMulia
Cidahu, 24 Februari 2021

Jamil Azzaini
Inspirator SuksesMulia

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Site Footer