Yang Kusesali

Share this

Sebagai manusia biasa pasti ada hal-hal yang pernah kita sesali. Saya juga pernah menyesali beberapa hal dalam perjalanan hidup saya. Bila teringat, berkecamuklah antara kesedihan, penyesalan dan keinginan untuk memperbaiki dan terus berbenah.

Saya pernah menyesal karena menunda-nunda menengok teman saya yang sedang dirawat di rumah sakit. Begitu punya waktu untuk menengok, saya mendapat SMS bahwa sahabat saya itu sudah dipanggil oleh yang Maha Kuasa. Saya hanya bisa menangis dan menyesal, kapok menunda-nunda.

Saya pernah menyesal karena pernah “ngomongin” kejelekan orang lain. Ternyata orang yang saya “jelekin” itu adalah saudara sahabat saya. Sungguh tak tahu diri, sahabat yang sering membantu, menolong dan mensupport saya justru saya tega merendahkan saudaranya. Sejak saat itu saya berusaha menjaga diri agar tidak terbiasa merendahkan siapapun.

Saya selalu menanamkan paradigma bahwa saya masih terjaga dan jarang dicela orang karena Allah masih menutup aib, kelemahan dan kekurangan saya. Selain itu, saya selalu berusaha menanamkan dalam pikiran saya bahwa orang di hadapanmu itu punya banyak kebaikan dan amal sholeh yang saya tidak tahu, maka hormatilah. Semua orang adalah spesial, semua orang punya kelebihan.

Saya juga pernah menyesal tidak bisa menemani anak saya saat dia perpisahan di sekolahnya. Padahal ketika itu anak saya memberi kata sambutan yang luar biasa dan membuat banyak yang hadir meneteskan air mata. Walau saya sudah menugaskan orang lain untuk merekam dalam bentuk video tetap saja penyesalan itu masih terasa. Ternyata saya belumlah menjadi ayah yang baik karena terbukti belum memprioritaskan hadir di kegiatan anak saya.

Saya juga pernah menyesal karena pernah menyombongkan kedudukan, popularitas, gelar dan status sosial saya dihadapan mitra kerja saya. Dan saya terbelalak ketika saya berkunjung ke rumah mitra kerja saya di kotanya. Ternyata dia orang terpandang dan dihormati banyak orang, saya amatlah kecil dan kerdil dibandingkan dirinya. Lelaki yang saya “sepelekan” itu lebih terhormat dibandingkan saya. Sungguh saya malu tiada terkira.

Baca Juga  Merayu Anak itu Asyik

Mari kita berlomba berbuat kebaikan dan sesedikit mungkin berbuat keburukan agar kelak kita tidak menyesal karena betapa sedikit kebaikan yang sudah kita kerjakan dan begitu banyak keburukan yang kita lakukan.

Mohon doanya, selama sepekan (24 April – 01 Mei 2014) saya roadshow memberikan seminar di lima kota di Amerika Serikat. Semoga masih bisa selalu kirim tulisan untuk website ini agar kelak saya tidak menyesal karena pengunjungnya banyak yang kecewa. Hehehe…

Sekali lagi, mohon doanya.

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

18 comments On Yang Kusesali

Leave a Reply to ORA DADI OPO Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer