Tukang Ngambek

Share this

Pernah ngambek? Saya pernah, karena itu memang manusiawi. Pernah jugakah ada orang ngambek kepada Anda? Bagaimana rasanya? Saya yakin, bila Anda pernah mengalami pasti Anda merasakan ketidaknyamanan. Begitupun saya, karena memang salah satu hal yang tidak nikmat dalam hidup saya adalah ada orang ngambek kepada saya tanpa tahu sebabnya.

Memang ngambek adalah manusiawi, tetapi kalau terlalu sering terjadi dalam hidup kita itu berarti sudah menjadi penyakit jiwa. Mengapa orang sering ngambek? Banyak sebabnya. Dari berbagai literatur dan pendapat para ahli, saya merangkum menjadi tiga.

Pertama, ego yang terlalu tinggi. Setiap orang pasti punya ego, termasuk saya. Tetapi ego yang terlalu tinggi bisa membuat kita gampang ngambek. Jangankan hal-hal yang besar dan strategis, hal-hal kecil yang tidak sejalan dengan dirinya bisa membuat ngembek. Bahkan, nasihat yang benarpun bisa membuat orang ini ngambek.

Orang yang memiliki ego yang terlalu tinggi hidupnya hanya fokus pada dirinya. Boleh jadi, ia sering menolong orang lain tetapi menolongnya karena ada kepentingan bagi dirinya. Semoga Anda dan saya tidak termasuk orang yang memiliki ego terlalu tinggi. Indikator sederhana orang yang memiliki ego tinggi adalah ia tidak memiliki banyak sahabat baik yang sangat akrab (soulmate). Berapa soulmate Anda? Waspadalah bila kurang dari lima belas orang.

Kedua, daya empatinya kurang. Orang yang egonya terlalu tinggi sangat kurang peka terhadap pikiran dan perasaan orang lain. Ia jarang memikirkan atau melakukan sesuatu dengan “kacamata” orang lain. Orang-orang ini perlu sering berkaca: Bila tak mau dicubit jangan nyubit dong. Bila tidak nyaman kalau ada orang ngambek dengannya ya jangan ngambek dong. Jika tak suka dicela orang lain ya jangan mencela dong.

Baca Juga  Kingpin

Ketiga, external locus controlnya lebih dominan dibandingkan internal locus control. Apa itu? Apabila terjadi sesuatu, ia lebih terbiasa menyalahkan pihak-pihak di luar dirinya bukan introspeksi dan memperbaiki dirinya. Orang yang eksternal locus controlnya dominan akan lebih mudah ditinggalkan perkembangan zaman. Celakanya, bila ia tertinggal ia pun masih menyalahkan pihak-pihak diluar dirinya.

Jauhi ketiga hal tersebut di atas agar Anda tidak dikenal sebagai tukang ngambek. Perlu Anda tahu, ngambek itu membuat hati kita sering tersiksa, orang lain tersiksa dan mengundang banyak penyakit datang kepada kita. Ayo sebarkan tulisan ini agar banyak orang tidak terjangkiti penyakit tukang ngambek.

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

31 comments On Tukang Ngambek

Leave a Reply to Tito Adi Dewanto (SMA BBS Bogor) Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer