Surat untuk Istri dan Anakku

Share this

Duhai istri dan anakku, sebentar lagi tahun 2013 berakhir. Banyak kenangan indah yang sudah kita lalui sepanjang tahun ini. Gairah dan energiku selalu bertambah setelah ngobrol, bercanda, bermain dan bercengkerama denganmu. Jasamu begitu besar di dalam perjalan hidupku sepanjang tahun ini dan juga tahun-tahun sebelumnya.

Anakku, maafkan bapakmu, terkadang bapak terlalu egois sehingga melupakan moment-moment penting yang seharusnya bapak ada di tempat itu bersamamu. Beberapa kali bapak tak hadir saat ada acara di sekolahmu. Terkadang bila sedang bersenda gurau denganmu pun bapak masih mencuri-curi kesempatan untuk bermain smart phone dan iPad. Sekali lagi, maafkan bapakmu…

Banyak yang mengira bapak ini orang tua hebat. Padahal faktanya, bapakmu ini tak tahu kapan jadwal liburmu. Bapak juga tak tak tahu hari pembagian raportmu sehingga di hari itu bapak masih membuat jadwal training di tempat lain. Sungguh terlalu, di saat anaknya liburan, bapakmu justru membuat jadwal training di luar negeri, jauh darimu. Maafkan bapakmu yang kurang peduli kepadamu, wahai anakku.

Duhai istriku, maafkan karena aku pernah membuat beberapa kali kau galau, meneteskan air mata dan tidak nyaman menghadapi tingkah polahku. Aku masih perlu waktu untuk terus berlatih menjadi lebih bijak. Aku masih perlu terus belajar agar kau merasa nyaman saat aku di sisimu.

Akupun pernah tak berada disisimu wahai istriku, padahal saat itu kau memerlukan dadaku untuk menyandarkan kepalamu. Aku juga lebih banyak menuntut perhatianmu padahal aku sering alpa memperhatikanmu. Beberapa kali aku pernah memarahimu padahal seharusnya aku membimbingmu. Semoga kau tetap sabar dengan sikap dan perilakuku yang sebenarnya tak layak dimiliki oleh seorang imam atau pemimpin di dalam sebuah keluarga.

Baca Juga  Trend Generasi Baru

Wahai anak dan istriku, sering kali bapak berujar bahwa bapak sibuk kesana-kemari demi masa depan kalian. Faktanya, bapak sedang sibuk menjalankan hobi dan memuaskan ego pribadi serta mengejar visi hidup bapak. Oleh karena itu, maafkan jika bapak terkadang lupa memberi kabar karena terlalu asyik dengan profesi yang sedang bapak tekuni.

Bapak buat surat ini saat bapak tertinggal pesawat, menunggu penerbangan berikutnya yang tak pasti. Bapak bayangkan wajah kalian satu per satu sambil berharap, “Ah, andaikan kalian ada di sini, tentu hati bapak tidak segalau saat ini. Keberadaan kalian memang begitu berarti dalam setiap langkah kehidupanku.”

Dan diantara ketidaksempurnaanku, bapak berharap kalian masih berkenan menjadikan bapak imam di keluarga. Dan bapak berharap kalian tiada lelah berdoa agar kita selalu bersama di dunia dan kehidupan yang abadi. Semoga Allah SWT kelak menempatkan kita di tempat yang layak walau masih banyak hal yang harus kita sempurnakan. I love you all…

Ruang tunggu Bandara Soekarno-Hatta, 18 Desember 2013.

Bapakmu yang [ngakunya] keren, ganteng dan kece. Hehehe…

Jamil Azzaini

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

85 comments On Surat untuk Istri dan Anakku

Leave a Reply to Jamil Azzaini Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer