Sopir Angkot Menjadi Trainer

Share this

Seorang sopir angkutan kota (angkot) di Makassar, Sulawesi Selatan, memiliki keinginan kuat untuk berubah. Sembari mengangkut penumpang ia rajin mendengarkan siaran para motivator yang menjadi narasumber tetap di sebuah radio yang cukup populer disana, Smart FM. “Saya mendapat banyak inspirasi dan pencerahan hidup dari radio itu,” katanya.

Suatu saat ia pergi ke toko buku dan menemukan buku saya. Ia ingin membeli buku saya tapi uangnya tidak cukup. Akhirnya ia catat nama saya kemudian menelusurinya di internet. Ia menemukan situs web saya (yang sekarang menjadi jamilazzaini.com), kebetulan disana ada banner ad yang mengiklankan kegiatan Trainer Bootcamp & Contest yang saya adakan.

Sopir angkot ini tertarik ikut. Semula tidak kami izinkan karena belum memiliki jam terbang, pelatihan ini memang khusus untuk trainer yang sudah memiliki jam terbang. Ia terus menghubungi kami, “Pak tolonglah, izinkan saya ikut acara yang ini akan mengubah hidup saya.” Mempertimbangkan keinginannya yang gigih akhirnya kami izinkan dia untuk ikut.

Mendekati hari pelaksanaan acara, ia telpon kami, “Maaf pak, saya sudah kumpulkan uang tiap hari untuk ikut acara Trainer Bootcamp & Contest tetapi uangnya tidak cukup.”  Saya katakan, “Jangan hanya karena tidak punya uang kamu korbankan impianmu, berangkatlah.”

Dengan keterbatasan dana yang ada, ia pun berangkat dari Makassar dengan menggunakan kapal laut untuk mengikuti Trainer Bootcamp & Contest. Saat diberi kesempatan tampil pertama, bicaranya tak jelas dan tampak ketidakpercayaan dirinya. Namun di hari ketiga, saat ia diberi kesempatan untuk bicara, hampir semua peserta menangis haru dan iapun dipeluk oleh 30 lebih peserta lebih yang ikut acara itu.

Baca Juga  Pondasi Rumah Tangga (2)

Peserta terbaik Trainer Bootcamp & Contest saat itu, pak Atok, memberinya hadiah satu setel jas. Salah seorang peserta wanita, ibu Mada, memberikan uang untuk membeli tiket pesawat pulang ke Makasar.

Namun saya tidak mengizinkan dia pulang hari itu. Sebelum balik ke Makasar, saya minta ia tinggal di rumah dan kantor saya selama 2 minggu untuk digembleng menjadi seorang trainer

Setelah masa penggemblengan berlalu dan ia bersiap pulang ke Makassar, saya berpesan kepadanya, “Jangan sekali-kali kamu kembali menjadi sopir angkot sesulit apapun hidup kamu.”

Ia pun kembali ke Makassar dan menjalani profesinya sebagai trainer. Proses terus berlangsung, banyak sukanya namun ada juga dukanya. Di suatu kesempatan ia pernah telpon saya, “Babeh, alhamdulilah saya bisa terbangkan orang tua saya dari Palu ke Makasar dari hasil trainingku. Mereka senang banget bisa naik pesawat, saya dipeluk erat sama mereka.”  Saya meneteskan air mata haru,  mendengar berita itu.

Kemarin ia berkirim SMS, “Babeh, awal tahun yang bagus buatku hari ini. Saya tampil bersama pak Dahlan Iskan dihadapan 3 ribu peserta. Saya membawakan materi Tuhan Inilah Proposal Hidupku. Doakan saya ya, beh.”

Usai acara seminar bersama pak Dahlan Iskan tersebut, ia berkirim SMS lagi, “Alhamdulillah, berkat doa babeh acara berjalan mulus, dan saya langsung dapat order untuk tanggal 21 Januari dari perbankan.”

Lelaki bernama Abdul Rahman Patiwi ini sedang bertumbuh dan saya berharap ia kelak akan menjadi trainer hebat yang mampu menginspirasi Indonesia. Memberi tauladan kepada orang-orang yang hidupnya sulit bahwa mereka bisa bangkit, mereka bisa mengubah nasibnya. Semoga…

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

54 comments On Sopir Angkot Menjadi Trainer

Leave a Reply to taufiq Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer