Sakit Semakin Sakit

Share this

Mulai Kamis, 24 Januari 2013, saya dirawat di rumah sakit Karya Bakti Bogor. Karena semua ruangan VIP penuh saya dirawat satu kamar bersama 3 pasien lainnya hingga malam hari. Dua pasien di kamar itu harus cuci darah pagi ini. Saat mereka berdiskusi tentang biaya pengobatan tentu terdengar oleh saya karena di ruangan itu kami hanya dibatasi oleh kain.

Saat itulah pikiran saya melayang, andai negara ini bertanggungjawab tentu tangisan tidak punya biaya itu tak perlu terdengar.  Andai sumberdaya alam yang melimpah dan menguasai hajat hidup orang banyak dikelola oleh negara bukan swasta atau asing tentu hasilnya bisa untuk membiayai seluruh biaya kesehatan warganya.

Mungkin sebagian Anda berpikir, “Ah, itu lamunan orang sakit..” Tapi begitulah yang pernah saya baca di buku-buku sejarah. Saat era kejayaan Islam seluruh biaya pendidikan dan kesehatan ditanggung oleh negara. Mungkin para pejabat perlu “blusukan” ke rumah-rumah sakit mendengar keluhan mereka yang kesulitan biaya. Bukankah setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban?

Di saat teman-temannya membesuk, banyak diantara mereka yang memberi nasihat, “Sabar ya, sakit itu menghapus dosa dan kesalahan.” Jawaban yang keluar dari keluarga yang sakit, “Iya saya sudah tahu, tapi bagaimana dengan biayanya? Selama ini bapak kan tulang punggung kami. Saat dia sakit gak ada yang mencari biaya.”

Jawaban standar dari para pembesuk tentu, “Rezeki sudah ada yang ngatur, Gusti Allah ora sare.” Saya yakin jawaban ini tidak memuaskan keluarga yang sakit. Sebab selain keyakinan pasti ia memerlukan sesuatu yang terlihat yang bisa meringankan beban hidupnya.

Kamar itu, telah memberikan pelajaran kepada saya seharusnyalah para politisi tidak hanya berebut kursi dan kekuasaan tetapi berebut pula melayani rakyat yang dipimpinnya. Salah satunya orang-orang yang sakit, agar mereka dan keluarganya tidak bertambah sakit. Kapan pemimpin seperti itu ada?

Baca Juga  Senyum 227

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini


25 comments On Sakit Semakin Sakit

Leave a Reply to aliffian Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer