Perlunya Imajinasi

Share this

Tiga hari mendampingi 30 remaja peserta Public Speaking for Teen yang diadakan Akademi Trainer itu sesuatu banget bagi saya. Saya mendapat banyak pencerahan dan penyegaran dari mereka yang masih belia.

Latar belakang etnis, suku, agama, asal sekolah dan daerah yang berbeda tak membuat mereka canggung saat berinteraksi dan berkreasi. Mereka membaur, melebur dan tetap berkompetisi sehat satu dengan yang lainnya untuk bisa tampil di panggung utama yang kami siapkan.

Salah satu pelajaran berharga yang saya peroleh adalah kekuatan gambar ternyata begitu dahsyat. Saat mereka menyiapkan bahan presentasinya berupa rencana move-ON (vision, passion, action dan collaboration) kami meminta mereka melengkapinya dengan menempelkan gambar dari berbagai majalah bekas yang mereka bawa. Dampaknya, mereka yang semula minder menjadi “liar” dan berani alias “pede abizzz”, Orang tua yang menyaksikan presentasi mereka di hari terakhir banyak yang meneteskan air mata kagum dan haru melihat penampilan anak-anak mereka.

Namun, menempel gambar tak hanya sekadar menempel gambar. Ada ilmu dan filosofi dibaliknya. Kesalahan memberikan instruksi hanya memghasilkan formalitas tanpa makna dan tak akan memberi pengaruh kepada sang pelaku. Kisah berikut bisa menjadi pelajaran.

Dikisahkan, seorang guru agama meminta para muridnya untuk menempelkan gambar orang beribadah di kertas yang sudah disiapkan. Tujuannya? Agar anak-anak semakin rajin ibadah setiap melihat gambar tersebut. Maka, ada anak yang menempel gambar orang umroh, orang yang sholat di depan Ka’bah dan gambar orang yang membayar zakat dengan uang yang sangat banyak.

Begitu waktu dikumpulkan tiba ternyata ada seorang anak lelaki yang malas mencari gambar. Karena takut dimarahin sang guru, akhirnya anak ini menempelkan foto dirinya yang sedang narsis dan bertelanjang dada. Tentu sang guru jengkel dan marah, “Bapak meminta kamu menempelkan foto orang yang sedang beribadah, kenapa kamu malah tempel foto narsis kamu?”

Baca Juga  Totalitas

Dengan agak ketakutan anak itu menjawab, “Itu juga foto orang yang sedang beribadah, pak guru. Itu foto saat saya sedang beribadah puasa?” Hehehe…

Selamat menyambut bulan puasa, maafkan saya bila selama ini ada kesalahan atau kekeliruan. Mau kan memaafkan saya?

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

12 comments On Perlunya Imajinasi

Leave a Reply to yahya safahh Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer