Organizing Knowledge, The Important Part That Trainer Must Do

Share this

Penulis : Surya Kresnanda

Penahkah Anda mengalami belajar tiga atau empat hal dalam satu waktu, namun sangat sulit memahaminya? sebaliknya, di waktu lain ada momen dimana belajar enam hal sekaligus justru menjadi saat belajar yang bergairah?

Beberapa rekan Trainer menyampaikan kekhawatiran kepada saya, “Kalau materinya terlalu banyak, nanti mereka sulit memahaminya.” Kabar baiknya, mudah atau tidak seseorang dalam memahami sebuah materi pelatihan, ada hal yang lebih esensi daripada sekedar banyak sedikitnya materi.

Apa itu?

Sebelum lebih jauh, saya ingin mengajak rekan sekalian mengingat kembali saat-saat menonton film terbaik dan paling berkesan dalam diri, apapun judulnya (Setiap dari kita pasti punya film favorit yang berbeda). Di dalam film tersebut ada banyak tokoh, banyak kejadian, banyak nama dan istilah, bahkan tempat dan adegan.

Namun jika itu memang film favorit, sulitkah memahami isi film itu? Biasanya sih tidak. Buktinya, kita bisa menjelaskan bagian per bagian, serta apa maksud dari tiap bagian adegannya. Adapun yang terlupa, hanya merupakan hal-hal kecil yang tak berpengaruh besar pada kisah film.

Apa yang membuat itu bisa dilakukan? dengan banyaknya informasi masuk ke dalam pikiran dalam satu waktu…

Kemudahan itu hadir karena kita bisa melihat KONEKSI antara adegan satu dengan yang lain, antar tokoh beragam di sana. Ada koneksi yang menghubungkan mereka, dalam satu rangkaian, sehingga penonton bisa mudah mengambil MAKNA atas film tersebut.

Bagaimana dengan proses belajar dalam pelatihan?

sebut saja kita perlu menyampaikan 10 langkah dalam menjalankan proses manajemen yang sedang dilatihkan. Tanpa peserta bisa melihat koneksi antara satu langkah dengan langkah lain, maka 10 langkah tersebut takkan lebih dari sekedar hafalan tekstual, yang tentu saja akan mudah terlupakan.

Baca Juga  Nyuapin Makan itu Penting Bagi Saya

Di sinilah tugas Trainer sebagai Leader dalam proses belajar di dalam pelatihan. Trainer bertugas dan bertanggung jawab meng-organize (mengatur) terjadinya koneksi antar pengetahuan yang menjadi bagian dari materi.

Bagaimana membuat 10 hal tersebut terkoneksi? Setidaknya saya bisa memberikan 3 tips.

1. MULAILAH DARI GAMBARAN BESAR

Sebelum masuk ke 10 langkah atau detil apapun itu, mulai dengan gambaran besar tentang apa, bagaimana, dan untuk apa.

Jika membahas tentang 10 langkah manajemen, maka samakan persepsi dahulu tentang apa itu manajemen dan manajemen apa yang sedang dibahas, bagaimana manajemen tersebut bisa diraih, dan bisa bekerja untuk apa saja konsep manajemen ini.

Gambaran besar akan memberikan semacam peta sebelum peserta mencari detil alamat.

2. BAHAS TIAP POIN SECARA INTEGRATIF, TIDAK PARSIAL

Saat membahas satu poin materi, tentu akan ada ditemui kaitan dengan bagian lain. Jelaskan dan ceritakan. Jangan biarkan peserta memahami bagian tiap bagian secara terpisah, namun bantu mereka menemukan satu kesatuan. Hal ini disebut ‘membahas secara integratif’.

Contoh, saat menjelaskan tentang bagaimana penampilan dalam memberikan pelayanan prima, terkadang perlu disampaikan apa hubungan senyum mereka dengan pakaian rapi. Apa ya? apa coba :D, hehehe.

Resiko dari menjelaskan secara integratif ini, adalah waktu yang dibutuhkan lebih banyak. Artinya, jika memang waktu sedikit, fokuslah hanya ke sebagian materi yang dianggap lebih penting.

3. GUNAKAN METAFORA

Metafora adalah alat ampuh dalam membuat sebuah konsep melangit menjadi down to earth. Kita dapat menggambarkan hubungan antar bagian dalam materi dengan bantuan metafora berupa analogi atau cerita.

Tentunya metafora yang dipilih adalah metafora yang dekat dengan keseharian peserta. Misalnya, menggunakan metafora roda berputar untuk memudahkan orang memahami hubungan antara keberuntungan dan kesialan yang dialami dalam hidup, bahwa keberuntungan dan kesialan hanya fase hidup yang akan silih berganti bergiliran.

Baca Juga  Sandi Uno - Kang Yoto

Dengan memudahkan peserta meraih koneksi antar bagian materi, maka Trainer tak perlu lagi memusingkan apakah materi terlalu banyak atau tidak. Trainer dapat lebih fokus mendesain pelatihan dengan pendekatan LEARNING DESIGN yang tepat untuk memastikan materi pelatihan kaya akan KONEKSI sehingga peserta lebih efektif dalam menangkap MAKNA.

3 comments On Organizing Knowledge, The Important Part That Trainer Must Do

Leave a Reply to Selamet hariadi Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer