Mispersepsi

Share this

Memelihara burung merupakan salah satu kegemaran orang Jawa. Suara burung itu bisa menghibur. Memelihara burung itu mengurangi stres. Semakin merdu suara burung biasanya semakin mahal harganya dan itu bisa juga sebagai pertanda status sosial.

Alkisah, di suatu RT (rukun tetangga), tepatnya RT 5 di salah satu desa di Jawa Tengah, ketua RT-nya sangat “fanatik” dengan burung. Ia memiliki puluhan ekor burung yang harganya sangat mahal. Setiap pagi ia memberi makan sambil bercengkerama dengan burung-burung kesayangannya. Ia mengenal betul burungnya satu per satu.

Suatu pagi ia terkejut karena semua burungnya hilang. Ia panik, bukan hanya kerugian materi jutaan rupiah, tapi juga kerugian non-materi yang sulit dihitung. Burung-burung itu adalah harta yang tak tenilai buat pak RT.

Akhirnya pak RT mengumpulkan warganya di balai pertemuan. Ia membuka pertemuan dengan mengatakan, “Bapak dan ibu, siapa yang punya burung? Mohon berdiri.” Maka, seluruh lelaki di ruang pertemuan itu berdiri. Pak RT-pun meminta semua lelaki itu untuk duduk kembali. Pak RT merasa ada yang salah dengan pertanyaannya.

Merasa telah salah bertanya, ia lalu mengajukan pertanyaan yang lain, “Siapa diantara bapak dan ibu yang pernah melihat burung? Mohon berdiri.” Maka perempuan di ruangan itu semuanya berdiri.

Ups! Rupanya pertanyaannya salah lagi. Dengan wajah memerah pak RT meminta ibu-ibu untuk duduk.

Kali ini pak RT tak mau salah lagi, ia langsung fokus dan ingin segera menemukan burung kesayangannya. Maka ia pun bertanya, “Siapa yang pernah melihat burung yang bukan miliknya? Mohon berdiri.” Mendengar pertanyaan itu setengah dari perempuan di ruangan itu berdiri.

Baca Juga  Ciptakan Momen

“Wah, salah lagi deh pertanyaan saya!” batin pak RT. Untuk menghemat waktu, tapa basa-basi kemudian pak RT langsung bertanya, “Siapa yang pernah melihat burung saya? Mohon berdiri.” Maka, 3 perempuan di ruangan itu berdiri.

Melihat hal itu, bu RT yang ikut dalam pertemuan berdiri, kemudian mengejar pak RT yang lari terbirit-birit meninggalkan ruang pertemuan…

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

24 comments On Mispersepsi

Leave a Reply to havabe Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer