Mental Kaya vs Mental Miskin

Share this

Pernahkah Anda bertemu dengan orang yang mengaku milyarder tetapi pelit? Saya sering bertemu dengan orang-orang seperti itu. Ketika makan di restoran selalu minta dibayarin. Ketika diminta sumbangan, berbagai alasan penolakan mengalir dari mulutnya. Menurut saya orang seperti ini walau kaya harta tetapi bermental miskin.

Selain pelit, orang bermental miskin selalu fokus pada dirinya. Untuk urusan dirinya ia akan “vermak” habis. Mereka rela membayar mahal busana dan asesoris yang melekat di tubuhnya untuk memperbaiki penampilannya. Demi citra dan penampilan dirinya mereka boros. Tetapi ketika menyangkut urusan orang lain, sekali lagi, pelitnya setengah mati.

Suatu saat saya melihat orang jenis ini dijatuhkan harga dirinya secara halus oleh Allah, Yang Maha Kuasa. Seorang janda kaya di suatu komplek perumahan ketahuan ikut antri untuk menerima bantuan pendidikan. Ia orang berpunya namun bersedia antri untuk bantuan yang nilainya tak seberapa, karena satu alasan, “Saya kan janda.” Mental miskin telah menjatuhkan harga dirinya, tanpa ia sadari.

Di sisi lain saya juga sering melihat orang biasa yang rela dan bersedia menolong banyak orang. Hidupnya sederhana namun hatinya berlimpah dan kebahagian melingkupi kehidupannya. Bukan hanya itu, merekapun terhormat di mata masyarakat. Orang seperti ini, menurut saya, walaupun tidak kaya tapi bermental kaya.

Saya teringat pertanyaan guru saya dulu, “Jamil sedekah mana yang paling baik seribu atau seratus ribu rupiah? Ketika itu saya langsung menjawab, “Seratus ribu lebih baik.”

Dengan tersenyum guru saya menjelaskan, “Belum tentu, bila seribu dikeluarkan oleh orang yang berpenghasilan dua ribu dan seratus ribu dikeluarkan oleh orang berpenghasian sepuluh juta tentu seribu itu lebih baik.”

Baca Juga  Ya Allah, Izinkan Saya Menemui-Mu Tidak di Masjid

Maka, milikilah mental kaya mulai sekarang. Memiliki mental kaya tidak harus menunggu kaya. Bagilah apa yang Anda miliki saat ini untuk mengangkat harkat dan martabat orang-orang di sekitar Anda.

Kami, melalui program Satu Orang Satu, mengajak Anda dan orang-orang menjadi orang bermental kaya. Filosofi program ini sederhana, setiap Anda memperoleh satu kebaikan lakukanlah  satu kebaikan kepada orang lain. Misalnya, setiap bisnis Anda buka satu cabang, bantulah satu orang lain untuk mentas dari kemiskinan. Atau, setiap Anda mendapat satu order bisnis, Anda memberi makan satu keluarga. Informasi lebih lengkap bisa diakses di website: www.satuorangsatu.com, twitter: @satuorangsatu #1orang1, berita: Terima Satu maka Berilah Satu…

Percayalah, semakin Anda bermental kaya kehidupan Anda akan semakin kaya; kaya penghormatan, kaya kebahagiaan, dan boleh jadi juga benar-benar kaya harta. Sebaliknya, jika Anda bermental miskin maka jangan heran bila orang lain memperlakukan Anda sebagai orang yang hidupnya tidak punya martabat.

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

43 comments On Mental Kaya vs Mental Miskin

Leave a Reply to Lemari Dapur Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer