Marah itu Merugikan

Share this

Ada yang bertanya kepada saya, “Apa pak Jamil pernah marah?” Maka saya jawab, “Memang ada manusia biasa yang tidak pernah marah?” Saya tentu pernah marah.  Saya yakin Andapun pernah marah.

Belum lama ini saya juga marah, tiga kali dalam waktu dua hari.  Pertama, saya marah kepada seseorang yang sepakat bertemu untuk membicarakan sesuatu dengan saya tapi justeru ia membuat acara sendiri. Acara pertemuan dengan sayapun batal. Padahal, saya sudah menyediakan waktu khusus untuk agenda itu dan juga sudah datang ke lokasi pertemuan.  Kejadian itu terjadi Rabu malam.

Kamis paginya saya marah kepada driver saya. Kenapa? Kami berjanji berangkat ke lokasi pelatihan pukul 04.45 namun ia baru muncul 05.15. Saya sudah menyalakan mobil saat ia belum datang, harapan saya begitu dia datang langsung berangkat. Namun saat dia datang dan saya ajak berangkat ternyata barang-barang yang seharusnya dibawa di mobil masih tersimpan di gudang.

Nah, saat saya sedang buru-buru pagi itu, istri saya mengajak diskusi tentang dokumen anak saya yang belum tuntas untuk keberangkatannya ke Jerman. Karena pengurusannya sangat sederhana dan sebenarnya bisa ditangani oleh anak atau istri saya, maka saya marah.

“Kenapa untuk urusan sepele ini harus saya?” kata saya.  Istri saya menjawab, “Karena waktu itu mas Jamil yang bilang akan menyelesaikan.”  Mendengar jawaban itu, saya berkata dengan nada tinggi, “Please deh mama, urusan sesederhana ini jangan serahkan ke saya.” Saya marah pagi itu [semoga istri saya memaafkan saya].

Anda tahu dampaknya dari tiga amarah itu? Penampilan saya di training terganggu.  Kata-kata yang terucap banyak yang salah. Saya tidak terlalu enjoy. Saya tidak mendapatkan ruh pelatihan itu. Badan saya berada di tempat pelatihan namun jiwa dan hati saya tidak ikut terbawa di tempat itu. Hari itu saya tidak tampil “gila” seperti biasanya.

Baca Juga  Belajar dari Fakta

Saya menyesal telah memelihara amarah di hari itu. Walau klien puas tapi tim saya kecewa dengan penampilan saya. Sayapun kecewa dengan penampilan saya hari itu. Maka jauhilah amarah karena itu merugikan Anda dan juga orang-orang di sekitar Anda….

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

20 comments On Marah itu Merugikan

  • Anggit Setyaningsih

    Sy jg sering mengalami hal spt itu.
    Mau brgkt kuliah,pagi2 biasanya sdh di bikin marah adik/ kakak yg sering usil/gangguin. Sy jd emosi & marah2 sndri. Smp di kampus, ada perasaan ga tenang, ky galau gt deh 🙂
    Smg sifat mudah marah+emosi bs terkurangi & hilang.

  • Amarah memang sgt mengganggu, hati gak enak, aktivitas jd gak nyaman. Berusaha keras u meningkatkan sabar dan menghilangkan marah. Amin.

  • Tapi kek, ada yang bilang marah itu perlu asal pada tempatnya.

  • Terima kasih pak sudah mengingatkan saya akan sebuah hadits Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam yg bersabda : �Orang kuat itu bukanlah yang menang dalam gulat tetapi orang kuat adalah yang mampu menahan nafsu amarahnya.� (HR. Bukhari dan Muslim)

  • Kalo kata Rasul dalam hadist,
    ” jangan marah. Jangan marah. Jangan marah. Maka Surga bagimu!”

  • Hayuk…mari kita belajar mengelola amarah yg ada pd diri pribadi masing2, agar tdk merugikan diri sendiri dan jg orang lain.
    Semoga kita di golongkan menjadi orang2 yg sabar dan bermanfaat-amin2 Allohumma amin.
    Sukses terus ya?? Barokalloh… 🙂

  • Sangat ngena artikel hari ini dgn apa yg saya rasakan ke, hari ini entah kenapa galau tingkat maksimal bgt hal kecil ajah dibikin ga enak bgt…akhirnya senyum 227 susah bgt di lakukan…sabar dan lawan aura negatifnya dgn istighfar ajah ke…terima kasih sudah di ingatkan 🙂

  • orang sabar adalah bukan orang yg tidak pernah marah, tapi orang yg bisa mengendalikan amarahnya sehingga tidak berlebihan & diluar kendali. Tips kalau kita marah sama istri/suami/anak, cobalah pandangi wajahnya ketika mereka tidur… pasti kita akan merasa menyesal marah kepada mereka…

  • saya juga meskipun usia sudah diatas 50 thn masih sulit utk kendalikan marah. tp klu terus dilatih, Alhamdulillah bisa berkurang dan memang harus ingat terus hadist, jangan marah 3x…maka surga bagimu. jadi meskipun ada yg membolehkan marah asal pd tempatnya, tetap saja yg namanya marah itu diLARANG.

  • jangan marah…jika marah ayo lekas berwudhu..

  • Mohon ijin share ya pak.

  • kakek jamil pagi itu lagi ‘dapet’, jadi sensitif

  • Saya barusan habis marah juga kek garagara hal sepele, dan garagara itu org lain ada yg kena juga, utg bisa langsung ditahan ke org tersebut, semoga mereka memafkan saya dan doain kek semoga keadannya jadi lebih baik 😀 thanks 😀

  • jauhkan rasa marah dan emosi *sugesti diri*

  • terkadang memang sangat sulit menahan marah… apaligi disituasi yang mendesak

  • saya juga bingung…setiap hari marah terus terutama klo jalan kerja dan pulang kerja..macet luar biasa..orang sabot kiri kanan, jalan pelan..dsbgainya,,pak jamil apa yg harus dilakukan

  • semua ‘karakter’ makhluk ada pada manusia…menjadi UNIK adanya karena manusia boleh ‘memainkan’nya…*asal berpegang pada taliNYA*

  • astagfirullah,ane jg msh sering memelihara marh pak,dgn artikel ini kembali diingatkan.makasih pak….

  • @dulrimsondang

    Bener banget pak, ketika marah kita berada di gelombang Bheta,alias gelombangnya syetan.. Setan selalu mengarahkan pada ketidaktenangan, dll yg negatif

    Solusinya klo saya marah, 1.solat sunah, 2. Olahraga sampai lelah (kebetulan saya suka boxing, jd gebukin karung tinjuuu aja) :p hehehe

  • Dua pelajaran penting dari tulisan kek Jamil
    1. Mengingatkan kehebatan Umar bin Khottob yg ketika diomeli sang istri diam saja. Krn begitu banyak jasa yg telah diberikan sang Istri kepada Umar, itulah alasannya tdk pelu membalas omelan istri.
    2. Sy bisa bayangkan kalau dr dulu Kek Jamil ini dibuat marah oleh anak dan istrinya, kemungkinan besar tdk bs jadi trainer hebat krn setiap tampil tidak “Gila”. Setuju gak Kek?

    Salam – @mabsus

Leave a Reply to fido Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer