Jaga Lidahmu

Share this

1. Jika kamu ingin memperbaiki hatimu maka jagalah lidahmu (Ahmad Al-Athaki)

Penjelasan: Saya pernah mendengar ceramah Aa Gym tetang hati dan teko. Katanya, “Bila teko berisi kopi maka ketika dituang yang keluar pasti kopi. Bila teko berisi susu maka ketika dituang yang keluar adalah susu.” Artinya, bila hati kita baik yang terucap pasti baik. Sebaliknya bila hati kita kotor yang keluar dari mulut kita juga kotor.

Lantas bagaimana supaya hati kita bersih? Jawabnya adalah jaga lidahmu. Ya, lidah dan hati ibarat dua sisi mata uang. Bila ingin baik salah satunya, maka perbaikilah satu yang lainnya. Saya dulu orang yang sering menyakiti orang lain dengan kata-kata. Hati saya resah dan gelisah bila tidak berkomentar atau menjatuhkan orang yang meledek atau menggoda saya.

Saya benar-benar mulai berlatih mengendalikan lidah ketika mendapat nasehat dari teman saya. Begini nasehatnya, “Sediakan di rumahmu papan, paku dan palu. Ketika kata-katamu melukai orang lain pakulah papan itu. Ketika melukai lagi palu lagi. Saat kamu sadar dan meminta maaf, cabutlah paku itu. Apa yang terjadi? Bekasnya masih ada. Begitulah saat kau menyakiti orang lain dengan kata-katamu. Walau kau meminta maaf kepada orang itu, bekas lukanya masih ada.”

Sejak saat itu saya berusaha menjaga lidah. Sejak saat itu pula hati saya tak lagi mudah resah dan gelisah. Saya juga belajar berterima kasih bila ada orang yang menjelek-jelekkan saya. Karena, orang itu telah mengurangi dosa saya.

2. Lidah itu laksana seekor binatang buas, bila dilepaskan pasti membunuh (Ali bin Abi Thalib).

Penjelasan: Bila kita berbuat dosa kita bisa segera bertaubat kepada-Nya. Tetapi dosa yang berhubungan dengan orang lain, kita harus meminta maaf dulu kepada orang yang bersangkutan. Maka hati-hatilah terhadap dosa kepada orang lain yang boleh jadi disebabkan lidah kita. Misalnya, kita menggunjingkan kejelekan orang lain tanpa orang itu tahu. Hal itu akan menjerumuskan kita pada dosa yang amat sulit bertaubatnya.

Baca Juga  Peluklah Anakmu

Bukan hanya itu, asal berkomentar bisa menimbulkan polemik dan meresahkan masyarakat. Orang yang serampangan ketika berkomentar akan mendapat banyak hujatan dari masyarakat. Apalagi yang berkomentar adalah orang yang memiliki jabatan terhormat. Hati-hatilah terhadap lidahmu.

So, pastikan lidahmu terjaga agar hatimu juga terjaga. Selain itu, jangan biarkan lidahmu dilepas tanpa kendali, karena itu akan menjatuhkan dirimu.

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

28 comments On Jaga Lidahmu

  • Anggit Setyaningsih

    Subhanallah..luar biasa!!
    Dg niat dr hati yg tulus,sy akan mulai mnjaga lidah & hati ini..
    Lbh baik diam & menghindar jk ada org yg menggunjing ๐Ÿ™‚

    • Memang lidah tak bertulang sehingga sangat lentur dan lincah so bila tak dikendalikan emang gampang “gampar sana gampar sini…”. Terima kasih Ustadz JA udah mengingatkan tentang bahayanya bila kita tak bisa menjaga lidah. Mudah-mudahan dengan puasa kali ini kita terutama saya bisa menjaga hati dan lidah kita untuk selamanya, amin……

    • Ass , punya fb kah ?
      Saya mau curhat , saya sedang putus asa soalnya di kelas saya hanya disindir terus dan dijelek-jelekkan cuman karena fitnah ?? Dan orang yg menjelek-jelekkan saya itu ngmong sama temen saya biar anak satu kelas pada mungsuhin saya . Tp alhmdulillah saya masih punya sahabat sejati . Dan insya allah kalau saya udah naik kelas saya disuruh Umi buat pindah sekolah sama mondok . Do’ain yaaaaaa …

    • bagus untuk renungan, untuk pembelajar supaya menjadi yang lebih baik

      salam,,

  • berbicaralah yang baik dan bermanfaat atau kalau tidak, maka DIAM itu lebih baik… Begitu kan ust. Jamil?

  • Subhanallah,,, Insya Alloh siap Pak Ustad,, apalagi dalam bulan suci ini harus benar2 dijaga lidah (lisan).

    Ada kata pepatah lidahmu harimaumu berarti bisa membunuh orang ya pak,,

  • Pelajaran yang sangat berharga. Terimakasih Pak Jamil…

  • Subhanallah, sya seorng yg selalu resah klo tdk berkomentar atau menjudge orang lain, sy sedang brusaha melakukan proses utk menghilangkan sifat jelek sya ini. Sy sudah bertekad utk menghilangkanya. Mnta doanya ya pak ustadz ๐Ÿ™‚

  • subhanallah..terima kasih tausyiahnya pak..sangat menginspirasi

  • Benar -benar sangat menambah masukan yang luar biasa pa Jamil, dengan membacanya ini kita menjadi lbh hati2 dalam berbicara, semoga ini jadi ibadah buat bapak.Amin

  • kalau mulut adalah harimau, berarti lidah adalah taringnya. Kalau mulut bisa menyakiti hati, lidah bisa membunuh hati..

    Nice share Pak, terima kasih sudah mengingatkan:)

  • Aswinda Paturusi

    Alhamdulillah, terima kasih ilmunya pak Jamil semoga bisa diaplikasikan segera dalam keseharian.

  • Makasih sudah dicerahkan, cerita papan palu dan paku sangat menggugah saya, makasih guru,…

  • paling suka tulisan yang ini “Saya juga belajar berterima kasih bila ada orang yang menjelek-jelekkan saya. Karena, orang itu telah mengurangi dosa saya.”

  • Terima kasih semuanya ya, ayo kita sama-sama berlatih. Salam SuksesMulia. Jamil Azzaini

  • Terima kasih atas pencerahannya salam

  • Benar2 mencerahkan pak, terimakasih ๐Ÿ™‚

  • Iya Pak, terima kasih sudah mengingatkan. Insya Allah saya akan selalu berusaha menjaga lidah

  • Tulisan Pak Jamil selalu menginspirasi ๐Ÿ™‚

    Kalau saya malah sebaliknya, Pak. Jika Anda ingin berkata baik, maka jadikan hati Anda baik terlebih dahulu?

    Loh trus gimana caranya bikin hati jadi baik? Caranya sederhana, hindarkan segala sesuatu hal yang haram masuk ke dalam tubuh dan membekukan hatimu.

    Kenapa saya memiliki kesimpulan demikian? Kebanyakan orang yang memiliki kata-kata kasar itu suka mengkonsumsi barang-barang yang haram, misalnya saja mp3 bajakan, dvd bajakan, buku bajakan, dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut lah yang membuat hati mereka beku, kemudian tidak segan-segan untuk mengeluarkan kalimat-kalimat yang tidak baik / tidak enak didengarkan oleh orang lain. ๐Ÿ™‚

  • subhanallah mengingatkanku yang gampang marah kalau diganggu. saya sebenarnya tidak suka menyakiti orang dengan kata-kata tapi kalau diserang suka eror kalau lagi marah…duh….duh…iya…belajar dan berjuang…

  • intan rizky anindita

    benar sekali pak Jamil..
    saya pun pernah merasakannya,,tetapi justru saya yang menjadi korbanya…sekarang pertanyaan saya bagaimana menyadarkan orang seperti ini?yang tak bisa menjaga lidahnya.

    salam supermulia.

  • pak jamil gmn jika situasi’ny kita tak pernah memulai menjelekร‚ยฒan org lain malah sebalik’ny.dan itu yg mengundang kita brbuat hal yg sama kpd org tsb,. dengan kata lain kita menyanggah omongan org itu tapi malah org tsb yg malah sakit hati,.kesimpulan’ny sikap yg tepat menghadapi situasi sprti itu bgmana,.apa diam saja tanpa perlu dsanggah.? thx

  • Mas Didi, nasehat harus tetap disampaikan dengan cara yang benar dan tetap. Bagaimana penerimaannya bukan urusan kita. Apakah beubah atau tidak juga bukan urusan kita, yang memolak balik hati itu adalah Allah. Salam SuksesMulia. Jamil Azzaini

  • trimakasih mas jamil,. sya akn terus belajar,. salam sukses mulia..

  • trimakasih pak jamil,. sya akn terus belajar,. salam sukses mulia..

  • astaghfirullah, beberapa hari ini saya terseret pembicaraan teman2 kantor yang menjelekkan teman lain karena kebetulan saya lagi terkena getah orang tersebut..
    membaca tulisan bapak menyadarkan saya kembali.. jazakallah pak..

  • @Retno_Mulyanie

    Thanks kek, sdh berbagi,…notice it. Smg inspirasi diatas membuat saya sll menjaga lidah saya.

  • Assalamualaikum,
    Pak Jamil bagaimana sikap kita menghadapi org yang suka tanpa sadar menjelek2an kita, mengadu domba kita, bahkan terlebih menyakiti hati kita dr belakang, pdhl di depan kita baik. dan kita tahu tanpa sengaja keburukannya secara langsung .Jujur saja sedikit susah untuk memaafkan krn selalu di ulang2 menyakiti hati . Terlebih ada teman yg terhasut dengan perkataan dia dan ikut memusuhi saya sampai detik ini. Saya merasa trauma dengan kedua nya.bagaimana solusi saya menghadapi mereka pak?

    Terimakasih

Leave a Reply to Amalia Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer