IQ Bukan Segalanya

Share this

Bukan rahasia lagi kalau ada banyak orangtua yang begitu khawatir akan keberhasilan anak-anaknya kelak ketika hasil tes kecerdasan atau IQ (Intelligence Quotient) anaknya menunjukkan angka di bawah rata-rata. Kita sendiri pun  boleh jadi memiliki perasaan sama.  Ketika kita mengikuti tes IQ dan melihat hasil tesnya rendah, bisa-bisa kita minder dan khawatir menjalani hidup serta takut bersaing dengan orang yang IQ-nya tinggi.

Insan SuksesMulia, berapapun IQ Anda tak perlu khawatir. Ada sebuah penelitian jangka panjang terhadap 95 mahasiswa Harvard lulusan tahun 1940-an.  Mereka yang saat kuliah  mempunyai kecerdasan intelektual tinggi, namun egois dan kuper (kurang pergaulan), puluhan tahun kemudian ternyata hidupnya tak terlalu sukses [diukur dengan gaji, produktivitas, serta status bidang pekerjaan].  Mereka kalah dibandingkan dengan yang kecerdasan intelektualnya biasa saja tetapi mempunyai banyak teman, pandai berkomunikasi, mempunyai empati dan tidak temperamental.

Hasil senada juga ditemukan pada sebuah kajian yang ditampilkan oleh Peggy Klaus dalam bukunya THE HARD FACTS About Soft Skills, terhadap 358 manajer perusahaan multinasional produsen farmasetika, peralatan medis, dan barang konsumsi yang bermarkas di New Jersey, Amerika Serikat. Ditemukan bahwa, manajer-manajer yang menampilkan performa kerja terbaik bukanlah ditentukan dari seberapa baik kemampuan teknis mereka, melainkan seberapa baik self-awareness, kemampuan manajemen diri, kemampuan komunikasi dan sosialisasi, dan kemampuan memimpin tim yang mereka tampilkan.

Itulah mengapa, ketika kita mengingat kawan-kawan sepermainan, kawan-kawan sekolah, atau kawan-kawan kuliah kita yang dulu prestasi akademisnya biasa saja, ternyata tidak sedikit yang kini bisa masuk dalam kategori seorang yang berhasil. Boleh jadi karena mereka memiliki kualitas-kualitas non-IQ tadi.

Baca Juga  Cemburu

Lalu diri Anda sendiri, kira-kira masuk ke dalam kelompok yang mana?

Insan SuksesMulia, bukan berarti memiliki IQ yang tinggi lantas menjadi pintar itu jelek. IQ adalah modal yang sangat baik ketika ia diimbangi dengan kualitas non-IQ lainnya. Tetapi jika Anda termasuk dalam golongan IQ yang biasa-biasa saja, bahkan di bawah rata-rata tidak usah khawatir. Selama Anda memiliki kemampuan dan keterampilan non-IQ yang hebat, Anda berpeluang besar menjadi orang besar.

So, IQ Anda tinggi atau rendah, enjoy aza lagi…

Mau ngobrol di twitter? Follow saya di @jamilazzaini

Salam SuksesMulia!

13 comments On IQ Bukan Segalanya

  • Terimakasih mas Jamil.
    Disamping IQ kita,ternyata banyak faktor lain yg menentukan keberhasilan kita.
    Ini akan menjadi modal yg sangat berharga buat kami.
    Terimakasih.

  • Assalamu’alaikum wr. wb. Betul Mas, contohnya aku sendiri. Dulu aku ‘sangat iri’ lihat temenku SMP dapet beasiswa karena dia pinter di sekolah. Setelah kita sama2 dewasa dan arungi kehidupan masing2 dengan semangat dan modal ‘juang’ masing2 baru aku sadari ternyata Si Pintar tidak selalu ‘berhasil’ dalam perjuangan meraih ‘rahmat’ dan ‘karunia’ dari-Nya. Semoga tetep Sukses dan Mulia ! Wassalam ….!

  • setuju dengan pendapat pak Jamil. orang tua perlu penyadaran soal ini, karena kerap menganggap IQ adalah jembatan emas bagi sukses seseorang. padahal EQ kadang lebih bermain dalam menempa seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

  • Setuju Mas Jamil. Beberapa teman saya yang dulu nilai akademisnya dibawah saya sekarang jauh lebih sukses dari saya. Bukan hanya pintar akademis yang dibutuhkan dalam menjalani hidup, tetapi pintar menyiasati situasi dan kondisi akan lebih berguna dalam mencapai sukses

  • Kalo bahasa sy, kedua anak saya kurang unggul dr segi akademis. Tp alhamdulillah, keduanya punya keunggulan di bidang non akademis (musik dan bisnis). Jd, bidang inilah yg sy fokuskan u/ keduanya

  • Terima kasih semuanya ya…semoga kita memiliki kemampuan non-IQ yang semakin hebat. Salam SuksesMulia, Jamil Azzaini

  • Bener mas…aku punya temen SMA dg IQ 130, lumayan bukan..tapi dia org yg egois, trlalu PD dg IQ dan kepintarannya…bgm skrg kndisinya? Rmh tangganya bubar…dia sndiri dari mulai kerja 15 th lalu smp skarang gak juga naik pangkat..

  • Denbagus, terima kasih tambahan infonya, semoga kita semua semakin SuksesMulia, Jamil Azzaini

  • Seseorang tdk bisa menolak diberkahi IQ yg tinggi/rendah. Yg terpenting bgmn kita memanfaatkan/mengatasinya.

    Setuju pak Jamil, IQ bukan satu2nya parameter untuk sukses.
    Di sebagian besar profesi, EQ lebih penting dibanding IQ.

    Salam dari Kalsel.

  • KHUEREEEEEEEEEEEN!!!!

  • @Ahmad Juaeni, setuju kang. @ismarmiaty, penulisnya memang keuren, he..he…he….

  • setuju 😀

Leave a Reply to Ismarmiaty Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer