Beberapa waktu yang lalu saya mendengarkan presentasi hasil audit terhadap salah satu perusahaan saya. Hasil audit eksternal itu menyatakan bahwa perusahaan saya dalam keadaan sangat sehat. Saat mendengarkan presentasi saya iseng bertanya, “Kira-kira kalau perusahaan ini saya jual berapa harganya?”
Jawaban auditor itu cukup mengejutkan saya. Ia menyebutkan harga yang nilainya kurang lebih 7 kali lipat dari aset perusahaan saya. Bahkan ia menambahkan, “Bila bapak jual dengan harga ini, saya siap cari pembeli dalam waktu yang sangat singkat.” Mengapa? “Karena perusahaan bapak sangat sehat dan prospektif,” kata auditor itu.
Sehat dan prospektif ternyata tidak hanya dilihat dari rasio-rasio keuangan yang sangat sehat tapi juga daya dukung SDM, budaya perusahaan dan reputasi. Dari sinilah saya menyadari bahwa harga sebuah intangible assets (kekayaan yang tidak terlihat) ternyata jauh lebih mahal dari pada harga tangible assets (kekayaan yang tampak). Perusahaan saya tadi contohnya, bernilai sedikitnya 7 kali lipat dari harga aset fisik yang ada.
Karena itu, pupuk dan perbanyaklah intangible assets dalam bisnis dengan membangun team work, sistem, SDM yang tangguh, reputasi, layanan kelas satu kepada pelanggan, dan membuat nilai-nilai perusahaan yang harus tertanamkan di semua lini perusahaan.
Hal tersebut berlaku juga dalam sebuah keluarga. Kekayaan keluarga Anda bukan hanya tangible assets seperti rumah serta isinya, mobil, tanah atau aset-aset lain yang anda miliki. Seharusnyalah intangible assets dalam sebuah keluarga nilainya jauh lebih besar dibandingkan dengan aset-aset yang tampak.
Kita wajib memupuk dan menguatkan intangible assets dalam keluarga. Kita wajib menanamkan nilai-nilai positif yang wajib di miliki keluarga, dari mulai keimanan, kejujuran, tanggungjawab sampai dengan kepedulian dan pentingnya berkontribusi membangun peradaban dunia yang lebih bermartabat.
Jangan sepelekan obrolan-obrolan ringan dengan anggota keluarga. Biasakan memeluk, bercanda, dan bermain, bersama dengan mereka. Bagi yang sudah menikah, sekali-kali mandi bersama atau berlomba lari dengan pasangan hidup Anda.
Keluarkan kata-kata yang romantis, rayulah pasangan hidup Anda, berilah hadiah-hadiah kejutan yang tak terduga dan godalah pasangan hidup Anda. Dengan cara ini, kekayaan keluarga Anda akan semakin melimpah ruah. Nah, seberapa besar intangible asset dalam bisnis dan keluarga Anda?
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
17 comments On Intangible Assets
secara pribadi belum bisa menilai seberapa besar, mungkin orang lain yang bisa menilai, tetapi tetap berusaha untuk bisa memperkuat “intangible assets” dan “tangible assets” yang bisa bermanfaat bagi orang banyak 🙂
kekayaan yg sering diabaikan 🙂 trims pak,sgt mncerahkan,mgubah point of view trhdp kkayaan.
Makasih pak sangat mencerahkan artikelnya
Inspiratif. Terima kasih pak sudah membuat saya semakin semangat. Barakallah pak
baru sadar… bahwa hal-hal kecil yang kita lakukan bisa berdampak besar dalam kehidupan kita.
kekayaan yang tidak nampak yang kadang terlupakan…
beginilah yg terjadi jika kita terlalu sempit memandang sesuatu hanya pada yang nampak secara fisik…
nuwun pak Jamil Azzaini… selalu menginspirasi…
hatur nuhun de jamil tiap saat anda selalu mencerahkan pikiran dan hati saya dlm menggapai / meraih sukses mulia,jazakallah khoeron kasyiro.Aamin ya Robbalaalamin.
wah makasih… pak… nanti saya akan coba terapkan dengan pasangan hidup say.hehehe
Hayuuuk…mari kita tingkatkan intangible asset dan tangible asset yg ada di lingkungan kita 🙂
Benar2 inspiratif. Jzkmlh pak Jamil. Salam Sukses Mulia
wow, harganya 7 kali lipat.
istimewa..
kadang yang kita pikirkan hanya asset fisik semata kerja dari pagi sampai malam hanya untuk mengumpulkan asset dunia, padahal ada asset yang jelas2 didepan mata anak2 kita yang selalu dapat sisa2 waktu kita hhmmmm sedih rasanya , trims pak sdh mengingatkan 🙁
jadi pengen nikah mbah 🙂
Mulai tersadar betapa pentingnya intangible asset, yg mana hal ini sering diabaikan..
Subhanallah!
thanks pak jamil….saya lupa akan hal itu
sudah…dan sedang…*semoga yg lain begitu*
kita sering menyepelekan intangible asset kita sendiri ya kek…..hehehe