Guru yang Selalu Berguru

Guru itu digugu dan ditiru. Sudah seharusnya segala perbuatannya menjadi teladan yang baik dan benar bagi murid-muridnya. Tidak mudah untuk menjadi seorang guru sekaligus inspirator bagi murid-muridnya. Terkadang lebih mudah menjadi murid dibandingkan menjadi guru. Namun semua orang bisa menjadi guru, termasuk menjadi guru kehidupan. Karena bagi saya, ilmu di sekolahan memang penting tetapi ilmu kehidupan jauh lebih penting. Menjadi guru dan murid memiliki modal yang sama yaitu mau belajar (pembelajar). Apa jadinya jika seorang murid atau guru bukan seorang pembelajar?

Ada pepatah mengatakan “Orang bodoh adalah mereka yang berhenti belajar dan merasa paling pintar hingga berhenti belajar”. Sehebat-hebatnya guru tidak seharusnya dia berhenti belajar dan menganggap kemampuan muridnya selalu dibawah mereka. Karena ketika kemampuan murid-muridnya sudah melebihi kemampuan guru tersebut, saat itulah keberhasilan guru diukur. Simpelnya, menjadi juara memang membanggakan, tetapi menghasilkan juara-juara baru jauh lebih membanggakan.

Saat kemampuan yang kita miliki melebihi kemampuan yang orang lain miliki, bukan berarti kita harus berhenti belajar atau malah menyombongkan kemampuan kita. Karena jika itu terjadi, kita akan mudah merasa gengsi ketika orang lain mengalahkan kemampuan kita. Dan apa jadinya jika seorang guru mempunyai sifat gengsi, sombong dan meremehkan muridnya?

Saya yakin murid manapun tidak akan menaruh respect pada guru yang seperti itu.

So, jangan pernah berhenti menjadi pembelajar dan jangan pernah malu untuk berguru. Bergurulah pada mereka yang berilmu jangan pada mereka yang populer namun tak berimu. Nah pertanyaannya adalah, bagaimana caranya untuk menjadi seorang pembelajar? Anggaplah setiap orang yang bertemu dengan Anda itu guru.

Karena dia pasti memiliki kemampuan yang belum bahkan tidak kita miliki. Seperti kata pepatah : “Manusia sederhana selalu bersikap sejago apapun mereka, orang yang mereka temui adalah guru. Karena ada pembelajaran yang bisa diambil dari orang yang dia temui”

Fazar Firmansyah