Cinta itu Tindakan

Share this

Mencintai tak cukup hanya berkata I love you. Cinta bukan sekadar ucapan manis nan indah. Cinta itu perlu tindakan. Apabila ada seorang laki-laki mengatakan “aku mencintaimu” itu belum tentu cinta sejati, boleh jadi cinta palsu alias rayuan gombal. Ia benar-benar dikatakan cinta bila berani melamar dan menentukan tanggal pernikahan.

Namun bagi suami istri ukuran cinta bukan lagi akad nikah, akan tetapi tindakan-tindakan setelahnya. Seseorang yang mencintai pasangan hidupnya akan membuktikan dengan tindakan-tindakan yang membuat pasangan hidupnya semakin bahagia. Ia berupaya sekuat tenaga untuk melayani dan memberikan hal terbaik untuk pasangan hidupnya.

Selain itu, ia akan sangat menjauhi hal-hal yang membuat pasangan hidupnya tersiksa, sakit hati dan tidak menyukainya. Walau mungkin untuk hal yang sederhana dan tidak ada maksud tersembunyi di dalamnya, bila pasangan hidup Anda tidak menyukainya maka tinggalkanlah. Anda meninggalkan atau menjauhinya bukan hanya ketika pasangan hidup ada di dekat Anda, tetapi juga ketika pasangan hidup Anda jauh dan tidak melihat Anda. Itulah bukti cinta.

Cinta kepada orang tua juga perlu tindakan. Dari hal yang sangat sederhana, mencium tangan, hingga hal-hal yang sulit Anda wujudkan. Misalnya orang tua Anda sangat berharap pergi ke tanah suci, bukti mencintainya adalah Anda berupaya keras siang dan malam untuk memberangkatkan mereka. Lelah? Mungkin, tapi itulah bukti cinta.

Begitupula bila Anda mencintai profesi yang Anda tekuni. Bukti bahwa Anda mencintainya adalah berupa tindakan-tindakan nyata yang bisa mengasah dan meningkatkan kepakaran Anda. Anda rela mengeluarkan uang dan waktu untuk meningkatkan keahlian di profesi yang Anda tekuni. Menghabiskankan energi? Mungkin, tapi itulah bukti cinta.

Baca Juga  Katanya itu Berbahaya

Benarkah Anda mencintai Allah, Sang Pencipta? Itupun perlu bukti. Apa buktinya? Dalam semua atau sebagian besar proses kehidupan kita sudah melibatkan Allah. Dia ada bukan hanya saat kelahiran, pernikahan, kematian dan saat kita ditimpa musibah. Dia kita hadirkan dalam setiap tarikan dan hembusan nafas.

Memang kita bukan malaikat, tetapi apakah kita sudah berusaha untuk tidak terlibat atau menghindar dari maksiat? Apakah hawa nafsu kita sudah tunduk patuh dengan ketentuan-Nya? Bila jawabnya belum, layakkah kita mengaku mencintai Sang Maha? Cinta perlu bukti, dan salah satu buktinya kita rela meninggalkan yang Dia tak suka walau boleh jadi hal itu menyenangkan hati kita.

Cinta bukan hanya sekedar kata tetapi juga tentang cita rasa dan tindakan nyata.

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini



41 comments On Cinta itu Tindakan

Leave a Reply to Nikke Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer