Cerita yang Tak Ada Habisnya

Share this

Cerita Yang Tak Ada HabisnyaCerita tentang ibu memang tidak pernah ada habisnya. Saya sendiri, tak akan pernah cukup selembar dua lembar untuk menceritakan betapa ibu saya hebat luarbiasa. Beliau hanya lulusan SMA, sempat menginjak bangku kuliah tapi kemudian berhenti saat dipinang bapak. Bapak hanya meminta ibu untuk mengurus rumah dan anak-anak.
 
Tapi ternyata tak hanya anak-anaknya yang beliau urusi, adik-adik bapak, sepupu, keponakan atau saudara lainnya yang mengadu nasib di kota tempat ibu saya tinggal dulu. Rumah yang hanya sepetak itu diisi oleh banyak orang dan ibu saya yang bertanggung jawab atas keberlangsungan hidup kami semua.
 
Ibu saya itu jago banget masak. Segala jenis makanan pasti bisa beliau bikin. Dulu pas lagi booming Pizza Hut, ibu saya cuma ngebeliin saya Pizza Hut itu sekali, kali berikutnya saat saya ingin Pizza Hut lagi, ibu saya hanya bilang, “Besok mama yang akan bikinkan. Pasti gak kalah enak”.
 
Dan terbukti saya lebih menyukai buatan ibu saya dari pada buatan Pizza Hut. Saat SMA kalau saya ada kegiatan di organisasi sekolah dan membutuhkan catering, ibu saya dengan baik hati akan menawarkan diri untuk memasakkan, dan kami cukup mengganti uang bahan masakan saja, itu pun dibayarnya dengan kredit. Sejak saat itu, seumur hidup saya menjadi siswa SMA dan ikut organisasi atau kepanitiaan pasti saya didaulat jadi seksi konsumsi, karna bisa negosiasi ala anak SMA dengan ibusaya. Hahaha.. 😀
 
Selama 3 tahun itu juga setiap pagi saya selalu membawa kue sus buatan ibu untuk dijual di sekolah. Setiap hari laku keras, pulang sekolah saya dengan riang gembira memberikan hasil dagangan itu dan siap menerima upah pedagang cilik. Hihihi.. 🙂
 
Ibu bilang itu uangnya buat beli barang yang kamu pengen. Ternyata secara tidak sadar ibu saya sedang mengajarkan pada saya bahwau ntuk mendapatkan apa yang kamu inginkan tidak selalu mudah, kamu harus bekerja keras dulu baru kamu bisa menikmati, jangan hanya bisa meminta.
 
Semua fasilitas sekolah saya, seperti baju seragam, tas, sepatu, alat tulis adalah hasil saya menjual kuesus ibu atau upah dari membantu ibu kalau ada order catering.

Baca Juga  Eka Tjipta

 
Dan hari ini, saat saya sudah diamanahi calon buah hati yang sudah saya dan suami tunggu sejak 1,5tahunlalu. Saya baru tahu rasanya morning sickness yang cukup hebat. Mual muntah setiap saat, habis makan pasti muntah dan lemes banget. Ibu saya nelpon hampir setiap hari dan bertanya, “mau mama buatinap anak?”
 
Rasanya berat untuk mengatakan saya ingin ini dan itu buatan ibu, karna kami terpisah oleh berlainan kota. Saya di Jakarta ibu saya di Bekasi.
 
Saya hanya jawab “pengennya banyak, tapi tetep aja susah masuknya. Doain aja ma. Hehe.” Tapi ibu saya tetep keukeuh masakin saya banyak banget makanan kesukaan saya, beliau datang ke Jakarta setelah seharian ngemong cucunya dari anak kakak saya.
 
Saat itu juga saya ingin menangis, tapi saya tahan, malu. Saya hanya mengucapkan terima kasih terus-menerus. Ibu saya cuma ngelus-ngelus punggung saya, sambil cerita bahwa dulu saat beliau hamil, beliau juga mengalami apa yang saya alami. Tapi beliau memilih untuk kuat demi anak-anaknya.
 
Oh! Ternyata betapa saya sangat manja L 🙁
 
Beliau bilang, saat paling sulit adalah saat mengandung saya, sampai saya lahir prematur setelah dua hari kontraksi yang taks elesai-selesai. Kebayangkan betapa saya selalu menyulitkan beliau sejak saya dalam kandungannya.
 
Saya semakin percaya, surga di bawah telapak kaki ibu itu bukan bohong. Dan Allah menjanjikan syurga untuk para ibu adalah benar. Ibusaya di umurnya yang sudahmenginjak 54 tahun masih bisa mobile kesana kemari, weekend pulang ke Bandung karna bapak masih di Bandung, Senin sampai Jumat di Bekasiu ntuk menjaga cucu pertamanya, sekarang ditambah pergi ke Jakarta untuk nengokin saya yang lagi hamil muda.
 
Ya Rabbi, berikan ibu saya kesehatan dan kebahagiaan dari sisi manapun. Aamiin..
 
Tolong diaminkan untuk teman-teman yang membaca artikel saya. Terima kasih. J Peluk dan cium untuk seluruh ibu di dunia. Dan Untuk kamu calon anakku, semoga kelak kamu akan bangga padaku seperti aku yang selalu bangga pada nenekmu. Doakan aku menjadi ibu yang hebat ya nak, sampaikan salam ibu pada penghuni alam Rahim yang menjagamu disana.
 
Sampai jumpa di dunia 7 bulan lagi. I love u…
 
 
Tulisan dikirim oleh Syarah Khaerunnisa

13 comments On Cerita yang Tak Ada Habisnya

Leave a Reply to Syaifur Amuro Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer