Brand Lokal Saatnya Diorbitkan

Share this
Keterangan Foto: Bersama para pejuang brand lokal (atas). Berharap brand lokal Kubik mendunia (tengah kiri). Bertamu ke penggagas brand lokal "Maicih" (tengah kanan). Doakan Akademi Trainer menjadi pemain global (kiri bawah). Ke TPS berbusana Sidji batik (kanan bawah).
Keterangan Foto: Bersama para pejuang brand lokal (atas). Berharap brand lokal Kubik mendunia (tengah kiri). Bertamu ke penggagas brand lokal “Maicih” (tengah kanan). Doakan Akademi Trainer menjadi pemain global (kiri bawah). Ke TPS berbusana Sidji batik (kanan bawah).

Kesibukan terkadang membuat kita jarang bisa berjumpa dengan sesama warga di perumahan kita. Dalam jumlah terbatas, saya hanya bisa berjumpa dengan sesama warga saat sholat subuh di masjid. Namun hari ini, kami seolah melakukan pertemuan akbar di TPS. Dari yang golput sampai pendukung fanatik datang ke TPS di kompleks perumahan kami.

Walau pilihan kami berbeda namun kami tetap bisa saling bercanda dan menggoda. Tak ada kebencian yang tampak, tak ada permusuhan satu dengan yang lain. Sangat berbeda dengan fakta di social media yang saling mencela dan menjatuhkan. “Guyub”, akur, ramah itulah kehidupan di kompleks perumahan kami, Telaga Kahuripan, Parung Bogor.

Setiap orang melihat daftar nama caleg, rata-rata mereka berteriak, “Gak ada yang kenal!” Mereka pun bertanya kepada saya, “Pak Jamil, ada yang kenal?” Saya jawab, “Ada enam nama yang saya kenal, dan semuanya dari partai yang berbeda.” Nama yang paling saya kenal baik adalah Sunmanjaya Rukmandis, beliau dulu dosen agama saya saat kuliah di IPB.

Yang lebih seru, ketika melihat caleg dari DPD Jawa Barat, ada yang berkomentar, “Orang ini apa sumbangsihnya? Kok, berani-beraninya nyalon.” Yang lain komentar, “Ya, namanya lagi ngelamar kerja pak, tak semuanya punya reputasi. Kita yang nyoblos mereka yang dapat gaji. Enak, tho?” Kami pun tertawa bersama-sama.

Beberapa pendukung fanatik datang ke TPS dengan warna busana yang mencerminkan warna partainya. Ada yang berbusana merah, putih, orange, hijau, biru. Karena saya pendukung fanatik brand lokal, maka saya mengenakan busana Sidji Batik. Menurut saya, dana trilyunan yang digunakan untuk Pemilu seharusnya juga digelontorkan untuk menguatkan brand lokal agar bisa bersaing di level global.

Baca Juga  Meramu Sudut Pandang

Saya bermimpi suatu saat nanti brand lokal seperti Sidji Batik dikenal dan tersebar di dunia. Untuk kuliner yang kini ingin terus merambah dunia seperti Kebab Baba Rafi, Waroeng Steak, Maicih, Semerbak Coffee, Ayam Bakar Mas Mono, Pecel Lele Lela saya doakan terus melaju. Untuk organisasi nirlaba yang kiprahnya sudah mendunia seperti Dompet Dhuafa, Aksi Cepat Tanggap saya juga berharap menjadi brand lokal yang mengglobal.

Sementara di dunia pengembangan SDM dan Leadership tentu saya ingin brand lokal “Kubik” dengan SuksesMulia-nya juga mampu bersaing di level global. Hingga kini, sudah ada tujuh negara yang mengundang “Kubik” untuk berbagi ilmu. Sementara di bidang Training for Trainer (TFT) saya ingin nama “Akademi Trainer” juga termasuk brand lokal yang ikut bersaing di tingkat global dan memenangkan persaingan itu.

Mungkinkah wakil-wakil yang terpilih memperjuangkan brand lokal untuk mampu bersaing di level global? Atau mereka membiarkan para brand lokal bersaing sendiri bertempur dengan banyak brand besar yang modal, sistem dan jaringannya sudah menggurita?

Semoga yang terpilih tidak justru sibuk menguatkan brandnya sebagai koruptor, penipu, oportunis, pencari kerja, ahli jargon tapi miskin action, pemain proyek dan pejuang bagi partainya belaka. Bisakah kita berharap kepada mereka yang terpilih? Wallahu’alam…

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

20 comments On Brand Lokal Saatnya Diorbitkan

Leave a Reply to sofie beatrix Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer